Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif
Pada pembahasan sebelumnya dapat gua simpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki ragam bentuk, misalnya yang dikatakan oleh Gilin.
A. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat positif, artinya mendukung seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu. Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain sebagai berikut...
1. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antarindividu ataupun kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya atau orang lain. Kerja sama berorientasi antara individu terhadap kelompok (in group) dan individu terhadap kelompok lainnya (out group).
Kerja sama akan bertambah kuat jika terdapat bahaya bahaya dari luar dan juga tindakan-tindak luar yang menyinggung kesetiaan yang telah tertanam dalam kelompok, dalam diri seseorang, atau segolongan orang-orang. Contohnya, kerja sama antara prajurit dalam satu kesatuan terjalin ketika menghadapi musuh dalam sebuah medan pertempuran.
Bentuk-Bentuk Kerja Sama
Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki bentuk-bentuk antara lain lain sebagai berikut:
Berdasarkan bentuk kerjanya, kerja sama dibagi dalam beberapa macam antara lain sebagai berikut:
2. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah bentuk dari penyesuaian diri individu atau kelompok yang sedang bersitegang untuk kembali berdamai. Tujuan dari akomodasi adalah terciptanya keseimbangan interaksi sosial dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
Akomodasi sebagai proses:
3. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Dalam asimilasi penyerapan terjadi proses identifikasi diri dengan kepentingan-kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila dua kelompok atau dua orang berbuat asimilasi, maka batas-batas antarkelompok akan hilang dan keduanya melebur menjadi satu kelompok baru.
4. Akulturasi (Aculturation)
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kultur suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asli.
Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan kedua kebudayaan dalam waktu lama. Unsur kebudayaan asing sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi. Percampuran tadi tidak dimaksudkan untuk menciptakan sebuah kebudayaan baru, melainkan menyelaraskan atau menyandingkan, sehingga tidak menghilangkan kebudayaan asli.
Contoh Akulturasi:
5. Paternalisme
Paternalisme adalah penguasaan kelompok pendapatang terhadap kelompok penduduk asli oleh penduduk pendatang. Perekonomian suatu wilayah kadang kala dikuasi oleh kelompok pendatang, bukan oleh penduduk asli (pribumi).
B. Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi sosial dapat juga dikategorikan sebagai disosiatif. Interaksi sosial disosiatif sendiri merupakan interaksi sosial yang menghasilkan pertegangan dan konflik. Jadi interksi sosial yang dilakukan cenderung mengarah pada perpecahan, meskipun ada persatuan dari tiap-tiap kelompok yang berkonflik.
1. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan proses sosial ketika terdapat dua pihak atau lebih saling berlomba melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Persaingan terjadi ketika beberapa pihak menginginkan sesuatu dengan jumlah yang terbatas ataupun menjadi pusat perhatian umum dengan menjadi yang paling unggul.
Macam-Macam Contoh Persaingan
Perhatikan beberapa contoh persaingan berikut ini:
Fungsi Persaingan
Persaingan memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut:
2. Kontravensi
Kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi agar tidak adanya perselisihan (konflik) terbuka. Kontravensi merupakan proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan dengan tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab kontravensi adalah perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dan pendirian kalangan lainnya dalam masyarakat ataupun dapat juga pendirian menyeluruh masyarakat.
Menurut Leopald von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima bentuk kontravensi antara lain sebagai berikut:
Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, protes, perlawanan, gangguan, dan mengancam pihak lawan.
3. Pertikaian
Pertikaian adalah proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka.
Jadi, pertikaian muncul apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain lewan ancaman atau kekerasan.
4. Pertentangan atau konflik (Conflict)
Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Konflik biasa terjadi dengan disertai ancaman atau kekerasan.
Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perasaan individu, kebudayaan, kepentingan baik kepentingan individu maupun kelompok, dan terjadinya perubahan-perubahan sosial yang cepat dengan menimbulkan disorganisasi sosial.
Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan karena keinginan-keinginan individu tidak dapat diakomodasikan. Akibatnya, tiap individu atau kelom berusaha menghancurkan lawan dengan ancaman atau kekerasan.
Pertentangan kebanyakan yang berperan adlaam perasaan. Persaan dapat mempertajam adanya perbedaan sehingga kedua pihak berusaha saling menghancurkan. Contohnya perasaan yang menimbulkan konflik adalah benci, iri dan sentimen.
Pertentangan tidak selalu bersifat negatif. Pertentangan menjadi alat untuk menyesuaikan norma-norma yang telah ada sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pertentangan juga menghasilkan suatu kerja sama karena kedua pihak saling introspeksi untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.
Contoh dampak positif pertentangan (konflik) adalah perombakan aturan-aturan yang membatasi hak politik warga negara di masa Orde Baru.
Bentuk-Bentuk Konflik
Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus antara lain sebagai berikut:
Gilin: terdapat dua macam dari proses sosial yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu proses asosiatif atau bersekutu (processes of association) dan proses disosiatif atau memisahkan (processes of dissociation).Nah kemudian gua dapat mengetahui pengertian dari kedua proses interaksi sosial tersebut. Proses interaksi sosial asosiatif adalah proses menuju terbentuknya persatuan atau interaksi sosial. Proses interaksi sosial disosiatif adalah proses oposisi (oppositional process) yang berarti cara berjuang melawan seorang ataupun sekelompok orang untuk meraih tujuan tertentu.
A. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat positif, artinya mendukung seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu. Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain sebagai berikut...
1. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antarindividu ataupun kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya atau orang lain. Kerja sama berorientasi antara individu terhadap kelompok (in group) dan individu terhadap kelompok lainnya (out group).
Menurut Charles H. Cooley, kerja sama dapat berlangsung jika seseorang menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan orang lain.Dari situ kita dapat memiliki pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri dalam memenuhi kepentingan tersebut. Kesadaran dari kepentingan yang sama dan juga pengorganisasian diri merupakan sesuatu yang penting dalam kerja sama.
Kerja sama akan bertambah kuat jika terdapat bahaya bahaya dari luar dan juga tindakan-tindak luar yang menyinggung kesetiaan yang telah tertanam dalam kelompok, dalam diri seseorang, atau segolongan orang-orang. Contohnya, kerja sama antara prajurit dalam satu kesatuan terjalin ketika menghadapi musuh dalam sebuah medan pertempuran.
Bentuk-Bentuk Kerja Sama
Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki bentuk-bentuk antara lain lain sebagai berikut:
- Kerukuran atau gotong royong ialah bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berkaitan langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam gotong royong.
- Bargaining, yaitu kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun jasa dua organisasi ataupun lebih
- Kooptasi, yaitu prosedur penerimaan unsur-unsur baru di kepemimpinan dan pelaksanaan ketatanegaraan organisasi sebagai satu-satunya tips untuk menghindari adanya konflik yang dapat mengguncang organisasi
- Koalisi, adalah kombinasi yang dilakukan dari dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama. Koalisi menghasilkan keadaan dengan tidak stabil karena ke-2 organisasi memiliki struktur tersendiri.
- Joint-venture, adalah bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus, seperti pengeboran minyak dan juga perhotelan.
Berdasarkan bentuk kerjanya, kerja sama dibagi dalam beberapa macam antara lain sebagai berikut:
- Kerja sama spontan adalah kerja sama serta-merta
- Kerja sama langsung adalah kerja sama yang dilakukan dari hasil perintah atasan atau penguasa.
- Kerja sama kontak adalah kerja sama atas dasar perintah tertentu.
- Kerja sama tradisional adalah kerja sama sebagai bagian antaraunsur dalam sistem sosial
2. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah bentuk dari penyesuaian diri individu atau kelompok yang sedang bersitegang untuk kembali berdamai. Tujuan dari akomodasi adalah terciptanya keseimbangan interaksi sosial dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
Akomodasi seringkali merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara menghargai kepribadian yang berkonflik ataupun paksaan (tekanan).Bentuk-Bentuk Akomodasi
Akomodasi sebagai proses:
- Koersi adalah bentuk dari akomodasi yang berlangsung karena paksaan kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi suatu kelompok atas kelompok lain.
- Kompromi adalah bentuk dari akomodasi yng pihak-pihak terlibat perselisihan saling meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian. Sikap dasar kompromi adalah semua pihak bersedia merasakan dan memahami keadaan pihak lain. Contohnya: perjanjian gencatan senajata antara kedua negara yang sedang terlibat perang.
- Arbitrasi adalah bentuk akomodasi yang terjadi apabila terdapat pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Maka dari itu diundanglah kelompok ketiga yang tidak berat sebelah (netral) untuk mengusahakan penyelesaian. Pihak ketiga tersebut berasal dari badan yang berwenang.
- Mediasi adalah pihak ketiga untuk penengah atau juru damai. Keputusan berdamai tergantung pihak-pihak yang betikai.
- Konsiliasi ialah upaya mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk tercapainya suat persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat lebih lunak dan membuka kesempatan mengadakan asimilasi.
- Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena tanpa disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan.
- Stalemate adalah bentuk dari akomodasi yang terjadik ketika kelompok terlibat pertentangan dengan kekuatan seimbang.
3. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Menurut Koentjaraningrat, prosedur asimilasi akan timbul bila ada kelompok-kelompok yang mempunyai perbedaan kebudayaan.Dari pengertian tersebut individu-individu dalam kelompok tersebut akan berinteraksi secara langsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan menyesuaikan diri.
Dalam asimilasi penyerapan terjadi proses identifikasi diri dengan kepentingan-kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila dua kelompok atau dua orang berbuat asimilasi, maka batas-batas antarkelompok akan hilang dan keduanya melebur menjadi satu kelompok baru.
4. Akulturasi (Aculturation)
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kultur suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asli.
Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan kedua kebudayaan dalam waktu lama. Unsur kebudayaan asing sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi. Percampuran tadi tidak dimaksudkan untuk menciptakan sebuah kebudayaan baru, melainkan menyelaraskan atau menyandingkan, sehingga tidak menghilangkan kebudayaan asli.
Contoh Akulturasi:
- Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia kemudian menciptakan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu
- Musik Melayu bertemu dengan musik portugis dibawa oleh para penjajah menghasilkan musik keroncong
5. Paternalisme
Paternalisme adalah penguasaan kelompok pendapatang terhadap kelompok penduduk asli oleh penduduk pendatang. Perekonomian suatu wilayah kadang kala dikuasi oleh kelompok pendatang, bukan oleh penduduk asli (pribumi).
Kaum pendatang biasanya bertindak sebagai penguasa atau pemilik modal, sedangkan penduduk pribumi sebagai buruh atau pekerja. Kondisi ini sudah berakar jauh pada masa penjajahan dimana bangsa Belanda (sebagai kelompok pendatang) menguasai bangsa Indonesia (sebagai penduduk pribumi).Penguasaan ini tidak pada bidang ekonomi ataupun perdagangan, tetapi juga di bidang pertanahan, permodalan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Masalah sosial seperti ini hendaknya cepat diatasi agar tidak muncul kebencian dan konflik antara kaum pendatang dan warga pribumi (asli).
B. Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi sosial dapat juga dikategorikan sebagai disosiatif. Interaksi sosial disosiatif sendiri merupakan interaksi sosial yang menghasilkan pertegangan dan konflik. Jadi interksi sosial yang dilakukan cenderung mengarah pada perpecahan, meskipun ada persatuan dari tiap-tiap kelompok yang berkonflik.
1. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan proses sosial ketika terdapat dua pihak atau lebih saling berlomba melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Persaingan terjadi ketika beberapa pihak menginginkan sesuatu dengan jumlah yang terbatas ataupun menjadi pusat perhatian umum dengan menjadi yang paling unggul.
Seperti, ribuan remaja bersaing agar masuk jajaran 12 besar penyanyi idola. Persaingan dilakukan atas norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku di masyarakat tersebut.Meskipun kecil kemungkinan, beberapa persaingan menggunakan ancaman (intimidasi) dan tekanan (refresif) kepada lawan saingnya, hal ini bisa dikatakan sebagai Persaingan Tidak Sehat.
Macam-Macam Contoh Persaingan
Perhatikan beberapa contoh persaingan berikut ini:
- Persaingan pada bidang ekonomi: persaingan antara produsen barang sejenis dalam merebut pasar yang terbatas
- Persaingan dalam sesuatu kedudukan: persaingan untuk menduduki jabatan strategis
- Persaingan dalam hal kebudayaan: persaingan dalam penyebaran ideologi, pendidikan, dan unsur kebudayaan yang lain.
Fungsi Persaingan
Persaingan memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut:
- Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yag sama-sama menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi seluruhnya secara serentak. Contohnya, membangun jalan desa atau memperbaiki pos keamanan di permukiman.
- Menyalurkan kepentingan dan nilai dalam masyarakat, paling utama kepentingan dan nilai dengan menimbulkan konflik. Contohnya, dalam Provinsi Aceh warganya tak boleh berpakaian minim ataupun pendek, mereka harus berpakaian islami.
- Menyeleksi individu dengan pantas memperoleh kedudukan dan peran yang sesuai secara kemampuannya.
2. Kontravensi
Kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi agar tidak adanya perselisihan (konflik) terbuka. Kontravensi merupakan proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan dengan tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab kontravensi adalah perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dan pendirian kalangan lainnya dalam masyarakat ataupun dapat juga pendirian menyeluruh masyarakat.
Bisa juga lu simpulin klo Kontravensi itu suatu kekesalan yang dipendam dalam hati, dipendem sendiri gtuh.Macam-Macam Bentuk Kontrakvensi
Menurut Leopald von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima bentuk kontravensi antara lain sebagai berikut:
Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, protes, perlawanan, gangguan, dan mengancam pihak lawan.
- Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di depan umum.
- Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desas-desus.
- Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.
- Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan kelompok lawan provokasi dan intimidasi.
3. Pertikaian
Pertikaian adalah proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka.
Pertikaian terjadi karena adanya perbedaan yang semakin tajam antara kalangan tertentu dalam masyarakat.Kondisi perbedaan yang semakin tajam mengakibatkan amarah dan rasa benci yang mendorong adanya tindakan untuk melukai, menghancurkan, atau menyerang pihak lain.
Jadi, pertikaian muncul apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain lewan ancaman atau kekerasan.
4. Pertentangan atau konflik (Conflict)
Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Konflik biasa terjadi dengan disertai ancaman atau kekerasan.
Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perasaan individu, kebudayaan, kepentingan baik kepentingan individu maupun kelompok, dan terjadinya perubahan-perubahan sosial yang cepat dengan menimbulkan disorganisasi sosial.
Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan karena keinginan-keinginan individu tidak dapat diakomodasikan. Akibatnya, tiap individu atau kelom berusaha menghancurkan lawan dengan ancaman atau kekerasan.
Pertentangan kebanyakan yang berperan adlaam perasaan. Persaan dapat mempertajam adanya perbedaan sehingga kedua pihak berusaha saling menghancurkan. Contohnya perasaan yang menimbulkan konflik adalah benci, iri dan sentimen.
Pertentangan tidak selalu bersifat negatif. Pertentangan menjadi alat untuk menyesuaikan norma-norma yang telah ada sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pertentangan juga menghasilkan suatu kerja sama karena kedua pihak saling introspeksi untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.
Contoh dampak positif pertentangan (konflik) adalah perombakan aturan-aturan yang membatasi hak politik warga negara di masa Orde Baru.
Bentuk-Bentuk Konflik
Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus antara lain sebagai berikut:
- Pertentangan pribadi, adalah individu yang sejak mereka mulai berkenalan sudah tidak saling menyukai. Awal buruk dikembangkan akan menimbulkan kebencian.
- Pertentangan rasial, adalah pertentangan yang terjadi karena kepentingan kebudayaan. Keadaan bertambah buruk jika terdapat salah satu ras yang menjadi golongan minoritas.
- Pertentangan antarkelas sosial, adalah pertentangan yang terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan, misalnya perbedaan kepentingan antara majikan dan buruh.
- Pertentangan politik. adalah pertentangan yang terjadi antargolongan dalam masyarakat antara negara-negara berdaulat.
- Pertentangan internasional, adalah pertentangan yang disebabkan oleh kepentingan yng lebih luas menyangkut kepentingan naional dan kedaulatan masing-masing negara.
0 komentar