Tampilkan postingan dengan label SBMPTN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SBMPTN. Tampilkan semua postingan

28/12/17

Membahas Rancangan dan Penelitian Sosial

Membahas Rancangan dan Penelitian Sosial

Penelitian Sosial merupakan suatu usaha menarik kesimpulan yang dapat dipercaya kebenarannya, yang dilakukan dengan sadar dan diteliti menurut prosedur ilmiah tertentu. Penelitian sendiri merupakan sebuah upaya untuk mendapatkan sesuatu guna mengisi kekurangan terhadap suatu hipotesa tertentu serta memperluas, mengembangkan serta menggali lebih jauh tentang sesuatu hal yang telah ada, selanjutnya melakukan pengukian terhadap suatu hipotesa tersebut.

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa penelitian sosiologi adalah sebuah prosesi pengungkapan kebenaran yang berdasarkan pada penggunaan konsep-konsep dasar yang dalam sosiologi dikenal sebagai sebuah ilmu.


Jenis Penelitian

Menurut tujuannya
  1. Penelitian dasar
  2. Penelitian terapan

Menurut metodenya
  1. Penelitian historik
  2. Penelitian survey
  3. Penelitian eksperiment
  4. Penelitian observasi

Menurut taraf pemberian informasinya
  1. Penelitian deskriptif
  2. Penelitian eksplanasi
  3. Penelitian eksplorasi

Menurut pendekatan dan data yang dikumpulkan
  • Penelitian kualitatif
  • Penelitian kuantitatif

Menurut tempat pelaksanaannya
  • Penelitian laboratorium
  • Penelitian lapangan
  • Penelitian perpustakaan

Metode Penelitian

Metode Penelitian Sosiologi Secara Umum
  • Metode Kualitatif merupakan metode yang mengedepankan berbagai macam kejadian faktual dalam masyarakat dalam bentuk penjabaran non matematis yang didasarkan pada teori-teori tertentu.
  • Metode Kuantitatif adalah metode penenlitian yang melakukan penelitian yang didasarkan pada angka-angka numerik atau berbagai gejala yang terukur secara matematis. Metode jenis ini umumnya menggunakan grafik, tabel, serta uji statistik.

Metode Penelitian Sosiologi Secara Khusus
  • Metode Statistik ialah metode yang dipergunakan untuk menyatakan sebuah relasi, hubungan sebuah pengaruh dari kualitas data-data tertentu melalui beberapa ketentuan kaidah atau rumus yang berlaku. Misalnya penggunaan tabel pada saat mengamati data-data supaya mendapatkan hasil secara kuantitatif.
  • Metode Eksperimen ialah metode yang dipergunakan untuk melakukan perbandingan hasil dari sebuah percobaan antara dua kelompok. Satu kelompok berperan sebagai kelompok kontrol, dan yang lainnya berperan sebagai kelompok eksperimen.
  • Metode Induktif ialah metode yang dipergunakan dengan menelaah suatu hal yang terfokus pada perolehan hasil atau simpulan secara lebih luas dan bersifat umum.
  • Metode Deduktif ialah metode yang dipergunakan dalam rangka menelaah suatu hal secara umum dalam rangka memperoleh sebuah hasil atau simpulan yang selanjutnya dapat dipelajari pada situasi dan keadaan yang lebih sulit dan terkhusus.
  • Metode Studi Kasus ialah metode yang dipergunakan untuk melakukan penelitian terhadap kebenaran sebuah kejadian / peristiwa yang terjadi dengan mengamati suatu objel berua keadaan, individu, dan komunitas. Peralatan yang dipergunakan dalam studi kasus ialah wawancara melalui berbagai pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk kuisioner. Penelitian ini tentu saja melibatkan peneliti dalam studi kasus suatu peristiwa.
  • Metode Survei Lapangan ialah metode yang dilakukan secara aplikatif. Maksudnya adalah peneliti melakukan penelitian secara langsung ke dalam lingkungan masyarakat dalam rangka memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk ditelaah.
  • Metode Partisipasi ialah metode yang dipergunakan dalam rangka melakukan sebuah penelitian secara meneyeluruh terhadap suatu komunitas tertentu supaya memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam metode ini peneliti diharapkan mampu berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan masyarakat yang hendak diteliti.

Metode Empiris dan Rasionalistis
  • Metode Rasionalistis ialah metode yang memfungsikan logika rasional dalam rangka menelaah masalah-masalah yang terjadi di lapangan yang berkaitan dengan masyarakat.
  • Metode Empiris ialah metode yang mempergunakan fakta yang sudah terjadi pada kehidupan masyarakat dalam rangka memperoleh data-data yang dibutuhkan.
  • Metode Fungsionalisme ialah metode yang dipergunakan dalm rangka penilaian mengenai kegunaan sebuah lembaga kemasyarakatan serta struktur sosial dalam lingkungan bermasyarakat.
  • Metode Studi Pustaka ialah metode yang menggunakan pemanfaatan berbagai macam teori atau konsep dari buku guna memperoleh sebuah data. Metode ini tidak membutuhkan banyak pengeluaran dana operasional, karena metode ini sangat murah dengan menggunkaan pemanfaatan perpustakaan untuk memperoleh beberapa referensi dari banyak sumber.

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah pokok-pokok peren- canaan seluruh penelitian yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah secara ringkas, utuh, dan jelas. Rancangan penelitina memberikan beberapa manfaat seperti:
  1. Memberi pegangan yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitian
  2. Menentukan batas-batas penelitian yang ber- hubungan dengan tujuan penelitian
  3. Memberikan gambaran tentang tahap yang harus dilakukan dan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi saat penelitan.

Syarat-syarat Rancangan
  • Sistematis artinya rancangan harus tersusun secara sistematis.
  • Konsisten artinya  terdapat  kesesuaian  di antara unsur-unsur tersebut.
  • Operasional artinya dapat menjelaskan cara penelitian itu dilakukan.

Isi Rancangan
  • Latar belakang masalah
  • Rumusan masalah
  • Tujuan dan manfaat
  • Tinjauan pustaka
  • Hipotesis
  • Batasan konsep
  • Metodologi penelitian

Persiapan Menyususn Rancangan Penelitian
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  1. Menentukan topik penelitian 
  2. Harus terjangkau oleh peneliti
  3. Penting dan menarik
  4. Memiliki kegunaan teoretis dan praktis
  5. Harus didukung data yang cukup
  6. Memungkinkan dengan dukungan dana yang ada

Menentukan Judul
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  1. Singkat padat dan jelas
  2. Mencerminkan spesifikasi masalah pene- litian yang diteliti
  3. Memuat variabel utama yang dilibatkan dalam penelitian
  4. Menyebutkan secara jelas jenis hubungan antarvariabel
  5. Mengungkapkan objek yang diteliti

Merumuskan Masalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  1. Menggunakan kalimat pertanyaan
  2. Mengungkapkan variabel penelitian
  3. Mengungkapkan jenis hubungan variabel
  4. Mengungkapkan objek penelitian
  5. Menentukan populasi, sampel, dan pendekatan

Proses Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan Data
Fakta atau keterangan yang diperoleh oleh peneliti. Berdasarkan cara memperolehnya, data dibedakan menjadi data primer dan data se- kunder. Jika dilihat dari jenisnya, dibedakan menjadi data kaulitatif dan kuantitatif.

Teknik pengumpulan data
  1. Teknik observasi
  2. Teknik wawancara
  3. Angket (kuesioner)
  4. Tes

Pengolahan Data
Pengolahan data kualitatif, dilakukan dengan:
  1. Harus melewati 3 tahap pemrosesan:
  2. Reduksi data atau memilih data
  3. Penyajian data
  4. menarik kesimpulan atau verifikasi

Pengolahan data kuantitatif, dilakukan dengan:
Proses pengolahan data
  1. Editing yaitu memeriksa data yang sudah terkumpul
  2. Coding yaitu kegiatan memberikan kode pada data yang terkumpul
  3. Tabulating yaitu memasukkan data- data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel yang mudah dipahami

Teknik pengolahan data
  • Distribusi frekuensi yaitu data hasil penelitian disusun dan dihitung jum- lahnya agar dapat dilukiskan dalam tabel frekuensi.
  • Ukuran memusat/ tendensi sentral adalah bilangan yang wakil keselu- ruhan data. Pengukuran sering digu- nakan adalah mean (rerata), median (nilai tengah), dan modus (nilai yang banyak muncul).

Laporan Penelitian

Laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan penelitian.
Manfaat. Manfaat laporan dapat dirasakan oleh semua pihak, bagi peneliti, ilmuwan, pemerintah maupun masyarakat luas.

Isi Laporan
  • Garis besar isi laporan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
  • Bagian pembukaan Judul penelitian
  • Kata pengantar
  • Daftar isi
  • Daftar tabel
  • Daftar gambar/ilustrasi/diagram
  • Bagian isi
  • Bab I pendahuluan
  • Bab II tinjauan pustaka
  • Bab III metodologi penelitian
  • Bab IV hasil penelitian
  • Bab V pembahasan hasil penelitian
  • Bab IV kesimpulan dan saran
  • Bagaian penutup
  • Daftar pustaka
  • Lampiran-lampiran
  • Indeks

Membahas Globalisasi dan Modernisasi

Membahas Globalisasi dan Modernisasi


Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses untuk menuju pada keterbukaan dalam segala hal seperti informasi, politik, ekonomi,pendidikan, dan lainnya yang dalam keterbukaannya tersebut tidak dibatasi oleh batasasan-batasan seperti batas antar negara atau ketentuan politis.

Kata “globalisasi” secara etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu, global, yang berarti universal (mendunia). Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk interaksi yang lain yang tidak mengenal batasan.

Globalisasi Menurut Para Ahli

  • Selo Soemardjan, globalisasi merupakan terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama secara cepat, terutama dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi.
  • Malcom Waters, globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
  • Emanuel Ritcher, globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia
  • Achmad Suparman, globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah

Globalisasi Menurut Afdjani

Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah membawa nuansa budaya dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui media yang kian terbuka dan kian terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi tenteng peradaban baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Padahal, kita menyadari belum semua warga degara mampu menilai sampai dimana kita sebagai bangsa berada. 

Begitulah, misalnya banjir informasi dan budaya baru yang dibawa media tak jarang teramat asing dari sikap hidup dan norma yang berlaku. Terutama masalah pornografi dimana sekarang wanita–wanita Indonesia sangat terpengaruh oleh trend mode dari Amerika dan Eropa yang dalam berbusana cenderung minim,yang kemudian ditiru habis-habisan.

Fase Globalisasi

  • Fase Pertama: Perdagangan antar bangsa india-cina,  perdangan inisekitar 1000 SM dan 1500 SM.
  • Fase Kedua: Perdaganagn kaum muslin di Asia dan Afrika, Kaum  muslim membentuk jaringan perdagangan meliputi cina, jepang vietnam, indonesia, malaka ,india, persia, pantai Afrika Timur, Laut tengah, Venesia dan Genoa. Pada perdagangan ini juga menyebarkan nilai-nilai agamanya
  • Fase Ketiga: IPTEK, ditandai oleh eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa eropa. Bangsa spanyol, Portugis, Inggris dan Belanda merupakan pelopor eksplorasi tersebut, didukung dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa didunia.
  • Fase Keempat: Kolonilisme dan Imperalisme, terjadi ketika perang dingin berakhir antara kapitalisme dan komunisme yang dimenangkan oleh kapitalisme. Utuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia.


Ciri-Ciri Globalisasi

  • Meningkatnya perdagangan antarnegara
  • Meningkiatnya aliran data dan informasi lintas negara seperti penggunaan internet, satelit komunikasi, dan telepon
  • Inftastruktur telekomunikasi global semakin berkembang
  • Berkembangnya sistem keuangan secara global
  • Meningkatnya investasi
  • Perekonomian dunia dikuasai oleh multinasional
  • Peran organisasi internasional meningkat
  • Adanya gerakan untuk memperjuangkan keadilan secara internasional
  • Kunjungan antar negara semakin meningkat
  • Besarnya akses individu terhadap berbagai macam budaya.


Faktor Pendukung Globalisasi

  • Berkembangnya industri pariwisata
  • Teknologi komunikasi berkembang pesat
  • Adanya integrasi ekonomi dunia
  • Keterbukaan suatu negara
  • Peningkatan pendidikan


Dampak Positif Globalisasi

  • Terbukanya penyediaan modal
  • Terciptanya transaksi ekonomi yang efektif
  • Lancarnya berkomunikasi
  • Tersedianya barang konsumsi dengan banyak pilihan  


Dampak Negatif Globalisasi

  • Meningkatnya peredaran uang dan modal
  • Pesatnya alih teknologi
  • Munculnya aliansi-aliansi perusahaan sejenis
  • Munculnya produk-produk internasonal sehingga menekan produk dalam negeri.
  • Kegoncangan budaya
  • Meniru sikap dan perilaku bangsa barat secara berlebih-lebihan



Modernisasi

Membahas mengenai modernisasi kita akan disuguhkan pada suatu perkembangan manusia pada taraf kemajuan menggunakan pemikiraannya. Modernisasi sendiri dikenal oleh orang banyak sebagai bentuk dari perkembangan teknologi.

Padahal modernisasi sejatinya membawa perkembangan dan perubahan pada segala bidang, misalnya modernisasi ekonomi berarti menggantikan sistem ekonomi tradisional dengan sistem ekonomi yang lebih modern, atau modernisasi perilaku, artinya manusia dalam melakukan suatu hal berdasarkan ilmu pengetahuan modern bukan dalil-dalil suatu kepercayaan atau dogma-dogma agama. Secara etimologi modernisasi sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu “modernus” yang merupakan pembentukan kata dari “modo” dan “ernus”, modo berarti cara dan ernus menunjukan masa kini. Jadi bisa kita katakanlah bahwa modernisasi dapat dimengerti sebagai suatu proses menuju masa kini.

Lalu bagaimana masa sekarang dimasa depan? Bisa dibilang masa yang kini kita alami bisa menjadi tradisional dimasa yang akan datang.

Modernisasi Menurut Para Ahli

  • Koentjaraningrat, menurutnya modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan keadaan dunia sekarang
  • Arbi Sanit berpendapat modernisasi adalah proses perubahan kehidupan individu dari ciri tradisional kepada ciri modern
  • Richard T.Schaefer berkata modenisasi sebagai proses jangka panjang. Ketika negara pinggiran bergerak dari masyarakat tradisional atau institusi yang kurang berkembang menuju masyarakat yang memiliki ciri berkembang
  • Soerjono Soekanto beranggapan modernisasi sebagai suatu bentuk perubahan sosial yang terarah (directed change) dan didasarkan pada suatu kepercayaan yang biasa disebut dengan social planning
  • J. W. Schoorl, berpendapat bahwa modernisasi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah pada semua kegiatan bidang kehidupan dan aspek yang paling menonjol dalam proses modernisasi adalah perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
  • Ogburn dan Nimkoff, modernisasi tidak sama dengan reformasi yang menitikberatkan pada faktor-faktor rehabilitasi. Modernisasi bersifat preventif dan konstruktif. Agar proses tersebut tidak mengarah pada angan-angan semata, sebaiknya modernisasi harus mampu memproyeksikan kecenderungan masyarakat dewasa ini ke masa depan.

Syarat-Syarat Modernisasi (Menurut Soerjono Soekamto)

  • Cara berfikir ilmiah dalam melakukan segala tindakan di kehidupan masyarakat yang dilakukan baik oleh pemerintah dan masyarakat.
  • Sistem administrasi negara yang baik yang berdasarkan data dan fakta
  • Adanya sistem pengumpulan data yang baik yang dilakukan oleh lembaga kredibel
  • Penciptaan iklim yang menyenangkan, iklim yang dimaksud berupa kondisi keadaan politik, ekonomi, dan keteraturan di masyarakat.
  • Organisasi yang tinggi
  • Sentralisasi wewenang dalam melaksanakan perencanaan dan penindakan secara sosial.
  • Kedisiplinan yang tinggi, tetapi tidak melanggar HAM warga negara


Ciri-Ciri modernisasi (Menurut Soerjono Soekamto)

  • Cara masyarakat dalam bersikap dan bertindah berdasaran pemikiran yang ilmiah dan rasional berdasarkan ilmu pengetahuan.
  • Perubahan sistem pemerintahan suatu negara atau masyarakat.
  • Munculnya sentralisasi wewenang dalam kehidupan sosial.
  • Masyarakat percaya diri
  • Masyarakat Terbuka
  • Perhitungan
  • Percaya pada IPTEK
  • Imbalan sesuai dengan usaha
  • Menghargai waktu dan disiplin
  • Bebasnya berpendapat dan berkumpul


Gejala Modernisasi

  • Budaya:  Budaya tradisional mulai ditinggalkan dan digantikan oleh budaya modern yang lebih praktis
  • Politik:  Demokratis atau bebas berpendapat . Parpol, menghargai HAM
  • Ekonomi: Muncul industrialisasi, barang akan semakain beragam atau kompleks
  • Sosial : Stratifikasi sosial terbuka (achicved status)


Perkembangan Modernisasi

Menurut Cyril Black, masyarakat modern ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya ilmu pengatahuan dan teknologi baru yang menambah kemampuan manusia dalam mengungkap rahasia-rahasia dan perubahan-perubahan pada lingkungan alam.

Modernisasi hanya dapat terjadi jika terdapat suatu dorongan. Dorongan-dorongan itu menurut David McCleland adalah sebagai berikut :

  • Pribadi yang memiliki need for achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi.
  • Perasaan tanggung jawab terhadap masyarakat
  • Memiliki modal yang cukup
  • Memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi


Menurut Alex Inkeles, seorang sosiolog dari Universitas Harvard untuk mencapai modernisasi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Bersedia menerima gagasan-gagasan baru dan melaksanakan cara-cara baru.
  • Sanggup membentuk atau mempunyai pendapat mengenai sejumlah persoalan yang tidak hanya timbul di sekitarnya, tetapi juga di luarnya.
  • Peka terhadap waktu, serta lebih mementingkan masa kini dan masa mendatang daripada masa lampau.
  • Terlibat dalam perencanaan dan organisasi, serta menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar dalam hidup.
  • Kepercayaan terahadap keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Modernisasi Bukan Westernisasi

Westernisasi adalah sikap meniru dan menerapkan unsur kebudayaan Barat apa adanya tanpa diseleksi. Berlangsungnya westernisasi melalui interaksi sosial yang berupa kontak sosial langsung ataupun tidak langsung. Westernisasi dapat berlangsung terutama melalui media cetak dan elektronik, seperti buku, majalah, televisi, video dan internet.

Westernisasi dapat berlangsung pada setiap generasi baik anak-anak, remaja ataupun orang tua yang kurang peka terhadap nilai kepribadian bangsa Indonesia. Westernisasi di kalangan remaja berlangsung lebih intensif sebab pada usia itu, secara psikologis remaja sedang dalam proses mencari nilai yang dianggap lebih baik.

Negara-negara Barat memang lebih maju, tetapi tidak semua kemajuan harus diserap atau cocok diterapkan di Indonesia. Hal itu bukan berarti semua unsur budaya Barat ditolak untuk berkembang di Indonesia, tetapi harus diseleksi dan disesuaikan dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

Dampak Positif Modernisasi

  • Mempercepat perkembangan Iptek
  • Bertambah luasnya lapangan pekerjaan
  • Membentuk tenaga propesional
  • Meningkatkan ekspor
  • Tersedianya barang konsumtif


Dampak Negatif Modernisasi 

  • Kerusakan lingkungan
  • Munculnya sikap konsumtif
  • Demoralisasi
  • Munculnya kondisi disharmoni
  • Menurunya kemandirian masyarakat
  • Kesenjangan ekonomi dan sosial

Membahas Masyarakat Majemuk dan Masyarakat Multikultural

Membahas Masyarakat Majemuk dan Masyarakat Multikultural

Masyarakat majemuk adalah suatu kondisi dimasyarakat yang terdiri dari berbagai perbedaan (diferensiasi sosial) yang terdiri dari  berbagai strata, ekonomi, ras, suku bangsa, agama dan budaya yang berjalan dengan apa adanya. Masyarakat ini masih seperti masyarakat pada umumnya dengan berbagai realitas sosial, masih terdapat konflik, pertentangan dan realitas sosial lainnya.

Sedangkan masyarakat multikultural adalah suatu kondisi masyarakat yang majemuk yang telah tercapai sebuah keteraturan dan keharmonisan dalam masyarakat. Pada masyarakat ini, dengan banyaknya diferensiasi sosial masyarakat tercipta suatu keharmonisan, saling menghargai, kesederajatan dan mempunyai kesadaran tanggungjawab sebagai satu kesatuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat majemuk adalah dasar terbentuknya masyarakat multikultural. Masyarakat multikultural sudah pasti masyarakat majemuk.

Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau beberapa komunitas atau kelompok-kelompok yang secara kultur (budaya) dan ekonomi memiliki struktur lembaa yang berbeda-beda dan beragam.

Masyarakat Majemuk Menurut Para Ahli
  • Emile Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan objektif dari individu-individu yang merupakan anggotanya. 
  • Karl Marx, masyarakat adalah suatu sturktur yang mengalami ketegangan organisasi maupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomi
  • J. L. Gillin dan J. P. Gillin, masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama
  • Max Weber, masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nila yang dominan pada warganya
  • Selo Soemardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. 
  • Paul B. Horton, masyarakat adlaah sekumpulan manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam jangka waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki kebudayaan yang sama, dan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.
  • Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
    • Manusia yang hidup bersama; sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang
    • Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat dari hidup bersama, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia. 
    • Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan 
    • Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain. 
  • Marrion Levy, terdapat empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarakat, adalah sebagai berikut :
    • Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya 
    • Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran 
    • Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada
    • Kesetiaan terhadap suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama
  • Talcon Parsons, menambahkan kriteria kelima dari pendapat Marion Levy yaitu melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.

Ciri-ciri Masyarakat Majemuk
  • Segmentasi ke dalam kelompok-kelompok atau terdiri dari bermacam suku yang masing- masing memiliki budaya yangberbeda-beda.
  • Kurang mengembangkankonsensus.
  • Sering mengalami konflik vertikal dan horizontal.
  • Integrasi sosial ataspaksaan.
  • Dominasi suatu kelompok atas kelompok lain. Istilah lain kemajemukan masyarakat adalah diferensiasi sosial.
  • Bersifat heterogen.
  • Hubungan sosial individu.

Jenis-Jenis Masyarakat Majemuk
  • Kompetisi seimbang adalah masyarakat majemuk yang tersusun oleh sejumlah komunitas atau etnik yang memiliki kekuatan kompetitif tidak yang kurang lebih seimbang.
  • Mayoritas dominan adalah masyarakat majemuk yang tersusun oleh sejumlah komunitas etnik dgn kekuatan kompetitif lebih besar dari pada kelompok yang lainnya. dgn kata lain bahwa suatu kelompok etnis mayoritas mendominasi kompetisi politik atau ekonomi sehingga posisi kelompok-kelompok yang lain menjadi lebih kecil.
  • Minoritas dominan adalah suatu masyarakat di mana satu kelompok etnik minoritas memiliki keunggulan kompetitif yang luas sehingga mendominasi kehidupan politik atau ekonomi masyarakat.
  • Mayoritas fragmentasi adalah masyarakat yang terdiri dari sejumlah kelompok etnik, namun semuanya dalam jumlah yang kecil sehingga tidak ada satu kelompok pun yang memiliki posisi politik atau ekonomi yang dominant terhadap yang lainnya.

Faktor Penyebab Kemajemukan Masyarakat
  • Letak dan keadaan geografi Indonesia.
  • Keanekaragaman cara hidup masyarakat karena perbedaan curah hujan dan perbedaan kesuburan tanah, timbul perbedaan pertanian.
  • Adanya berbagai suku bangsa, etnis, ras, dan agama yang hidup dalam suatu masyarakat.
  • Adanya masyarakat dalam negara yang terdiri atas pulau-pulau.

Primordialisme dalam Masyarakat Majemuk
Primordialisme merupakan keterkaitan seseorang dalam kelompok atas dasar ikatan kekerabatan, sukubangsa, asaldaerah, bahasa, danadatistiadat sehingga melahirkan pola perilaku serta cita-cita yang sama (Ramlan S.) atau dapat diartikan juga dengan loyalitas yang berlebihan terhadap budaya subnasional seperti suku bangsa, ras, agama, dan kedaerahan (Robuskha dan Shepsle).

Beberapa sebab munculnya gejala primordialisme, di antaranya adalah adanya sesuatu yang sikap untuk mempertahankan suatu kelompok atau kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar dan adanya nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem keyakinan seperti nilai-nilai keagamaan dan pandangan.

Proses Terwujudnya Integrasi Masyarakat
Proses integrasi sosial merupakan proses penyesuaian di antara unsur-unsur sosial yang berbedabeda sehingga membentuk suatu kesatuan masyarakat yang serasi. Proses menuju sebuah integrasi masyarakat mengalami beberapa taraf, yaitu sebagai berikut:
  1. Taraf akomodasi yaitu proses penyesuaian diri atau kerjasama antarindividu atau kelompok dalam bidang-bidang terbatas, taraf ini merupakan taraf kompromi dan toleransi.
  2. Taraf kooperasi yaitu taraf ketika telah terjadi perkembangan reaksi-reaksi yang sama terhadap berbagai problem yang dihadapi bersama, taraf ini tercapai sesudah hubungan kerjasama antar- kelompok bisa bertahan lama.
  3. Taraf koordinasi yaitu beberapa individu dan kelompok sudah mulai bersedia bekerjasama dalam bidang-bidang yang semakin luas sehingga menuntut adanya pembagian kerja dan koordinasi. Pada tingkatan ini solidaritas mulai nyata dan mulai berkurangnyaprasangka.
  4. Taraf akulturasi, terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan ciri kebudayaan sendiri.
  5. Taraf asimilasi yaitu bersatunya dua kebudayaan atau lebih dalam kelompok sosial masyarakat yang akhirnya melahirkan kebudayaan baru yang berbeda dari sebelumnya. Taraf demikian dianggap paling ideal dalam terwujudnya integrasi masyarakat.


Masyarakat Multikultural
Masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain.

Masyarakat Multikultural Menurut Para Ahli
  • J.S. Furnivall, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri, tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
  • Clifford Geertz, masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang terbagi ke dalam subsistem yang lebih kurang berdiri dan masing-masing subsistem terikat oleh ikatan primordial.
  • J.Nasikun, masyarakat multikultural bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural memiliki subkebudayaan yg bersifat beragam yang di tandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan sosial, serta sering munculnya konflik sosial.

Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural
  • Terdapat segmentasi, artinya masyarakat terbentuk dari bermacam – macam suku, ras, agama dan keanekaragaman lainnya, sehingga masih memiliki pemisah yang kuat antar kelompok masyarkat.
  • Adanya dominasi dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Kelompok dalam lingkungan masyarakat multikultural biasanya terbagi menjadi pihak yang mendominasi dan pihak yang terdominasi.
  • Sering terjadi konflik vertical atau horizontal karena setiap kelompok masyarakat mengutamakan ego sectoral milik masing-masing.
  • Konsensus yang rendah karena terdapat berbagai macam perbedaan dalam lingkungan masyarakat multikultural, maka sulit untuk tercapainya suatu kesepakatan yang disetujui seluruh kelompok.
  • Integrasi Sosial biasanya dipaksakan. Integrasi adalah sebuah sistem pembauran sehingga mencapai suatu kesatuan yang utuh. Seperti yang telah kami singgung sebelumnya, karena banyak keanekaragaman yang ada, masyarakat multikultural sulit untuk mencapai suatu kesepakatan. Oleh karena itu sifat dari integrasi sosial dapat dipaksakan demi mencapai keselarasan dan kedamaian. 
  • Memiliki struktur dalam lembaga yang non komplementer. Dalam masyarakat multikultural, persatuan lembaga sosial akan terpisah oleh segmen – segmen tertentu.

Penyebab Timbulnya Masyarakat Multikultural
  • Faktor Geografis: Suatu negara atau wilayah memiliki karakteristik dan kondisi geografis yang berbeda beda. Kondisi geografis ini akan mempengaruhi fenomena alam yang sering terjadi di wilayah tersebut. Perbedaan dari kondisi geografis ini akan menimbulkan corak dan cara hidup yang beranekaragam dalam masyarakat. Contohnya cara hidup masyarakat di daerah gunung akan berbeda dengan mereka yang hidup di daerah laut atau pesisir pantai.
  • Kondisi Iklim dan Cuaca: Perbedaan iklim dan cuaca akan mempengaruhi pola perilaku manusia dalam menyesuaikan diri dengan iklim tersebut. Contohnya masyarakat yang tinggal di daerah yang lebih dingin akan menggunakan pakaian yang lebih tebal, sedangkan yang tinggal di daerah panas akan mengenakan pakaian yang lebih tipis.
  • Pengaruh Budaya Asing: Penyebaran budaya antar masyarakat dari seluruh dunia akan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat tersebut, ditambah lagi dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini, maka media penyebaran budaya menjadi lebih luas dan lebih mudah dilakukan. 
  • Keanekaragaman Suku Bangsa: Suku bangsa atau yang juga sering kita sebut dengan etnis adalah kelompok manusia yang anggotanya mendefinisikan diri mereka berdasarkan garis keturunan dan ciri ciri fisik yang dianggap sama. Identitas suku ditandai dengan pengakuan dari orang lain terhadap ciri khas suatu kelompok tersebut. 
  • Keanekaragaman Agama: Agama adalah sebuah kepercayaan dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dalam kehidupan. Agama memiliki ikatan yang kuat dengan seseorang karena setiap agama memiliki aturan, kitab suci, dan tempat tempat suci yang mempengaruhi kehidupan penganutnya. Penganut agama yang berbeda dalam suatu wilayah akan menciptakan lingkungan masyarakat yang berbeda pula.
  • Keanekaragaman Ras: Ras adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengelompokkan manusia dalam suatu kelompok besar berdasarkan ciri fisik, asal usul geografis, tampang dan kesukuannya. Paran antropolog dan ilmuan evolusi mengidentifikasikan istilah ras untuk membahas perbedaan genetika (biologis), sedangkan sejarawan dan ilmuwan sosial mendefinisikan ras sebagai kategori kebudayaan atau konstruksi sosial, suatu cara tertentu orang berbicara tentang diri mereka dan tentang orang lain.

Macam Bentuk Masyarakat Multikultural

1. Berdasarkan Kekuatannya
  • Masyarakat dengan Kompetisi Seimbang
  • Masyarakat dengan mayoritas dominan (kelompok mayoritas yang mendominasi)
  • Minoritas Dominan (kelompok kecil yang mendominasi)
  • Fragmentasi, masyarakat yang terdiri dari banyak kelompok kecil, tidak ada yang mendominasi.

2. Berdasarkan Kecenderungan Perkembangan
  • Multikulturalisme Isolasionis, merupakan kelompok masyarakat multikultural yang menjalankan kehidupannya secara otonom dengan interaksi antar kelompok yang minimal satu sama lain.
  • Multikulturalisme Akomodatif, masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian tertentu bagi kaum minoritas. Masyarakat multikultural ini biasanya memberikan kebebasan bagi kaum minoritas untuk mempertahankan kebudayaan mereka.
  • Multikulturalisme Otonomis, merupakan kehidupan dimana masyarakat multikultural yang hidup bersama berusaha menciptakan kesetaraan sebagai budaya mereka. Kelompok dominan yang berusaha menciptakan tingkatan tingkatan dalam kehidupan bermasyarakat akan ditentang dalam sistem ini.
  • Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif, merupakan kelompok kultural yang tidak terlalu fokus dengan kehidupan kultural otonom, melainkan lebih ingin menciptakan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif masing masing kelompok masyarakat.
  • Multikulturalisme Kosmopolitan, merupakan jenis sistem yang berusaha menghilangkan batas-batas kultural dalam kehidupan mereka sehingga nantinya tercipta sebuah masyarakat dimana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu.

Dampak Terbentuknya Masyarakat Multikultural

Dampak Positif (Manfaat) Masyarakat Multikultural
  • Keanekaragaman akan membuat masyarakat lebih terbuka dalam menjalin hubungan sosial.
  • Mermberikan ikatan yang lebih kuat dengan menerima kekurangan masing masing kelompok.
  • Saling berbagi pengetahuan dan menghargai antar budaya, menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah pembatas dalam menjalin suatu hubungan.

Dampak Negatif (Kerugian) Masyarakat Multikultural
  • Munculnya sikap fanatik dan ekstrim dalam mendukung suatu kelompok.
  • Adanya politik aliran yang mementingkan kemajuan suatu kelompok tertentu dalam bidang politik.
  • Munculnya Sikap primordialisme, memegang teguh hal yang dibawa sejak lahir, baik mengenai tradisi, kepercayaan ataupun hal lainnya.
  • Memicu Konflik, sangat wajar apabila konflik muncul dalam lingkungan masyarakat multikultural karena keanegaraman yang ada.
  • Munculnya sikap etnosentrisme, pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan yang dianutnya (merendahkan kelompok lain).

Membahas Kelompok Sosial

Membahas Kelompok Sosial

Kelompok sosial dapat kita artikan sebagai sebuah kumpulan manusia yang atasa dasar kesadaran sendirinya membentu kelompok dan terdapat interaksi didalam kelompok tersebut. Kelompok sosial sendiri tersusun berdasarkan kesadaran dan memiliki tujuan tertentu.

Kelompok Sosial Menurut Para Ahli
  • Menurut George Homans: Kelompok sosial merupakan suatu kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubugan dengan timbal balik.
  • Menurut Willa Huky: Kelompok sosial merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berkomunikasi dan berinteraksi.
  • Menurut Joseph S.Roucek: Kelompok sosial merupakan suatu kelompok yang meliputi dua manusia atau lebih yang diantara mereka terdapat pola interaksi yang dapat dipahami oleh orang lain atau anggotanya dengan keseluruhan.
  • Menurut Mac Iver Dan Charles H. Page: Kelompok sosial sebagai   satu kesatuan atau himpunan manusia yang hidup bersama karena adanya interaksi antara mereka.
  • Menurut Robert K. Merton: Kelompok sosial merupakan sejumlah orang yang saling berinteraksi yang sesuai dengan pola yang telah mapan.
  • Menurut Soerjono Soekanto: Kelompok sosial merupakan satu kesatuan atau himpunan manusia yang saling berhubungan diantara mereka dengan adanay timbal balik dan saling memengaruhi.

Syarat Kelompok Sosial
  • Adanya kesadaran para anggotanya sebagai bagian dari kelompok.
  • Adanya faktor pengikat di antara para anggota menjadi satu kelompok (ideologi).
  • Adanya struktur, kaidah, dan pola perilaku.
  • Terdapat interaksi dan komunikasi diantara anggotanya.
  • Mempunyai struktur sosial untuk membagi-bagi tugas bagi masing-masing anggotanya.
  • Merupakan satu-kesatuan nyata, yang dapat dibedakan dengan kelompok-kelompok lain.
  • Dan setiap anggota mempunyai motif yang sama dalam kelompok sosial.

Yang Membedakan Kelompok Sosial dengan Kelompok lain
Terdapat beberapa persyaratan bagi kelompok sosial supaya dapat dibedakan dengan kelompok yang lainnya, persyaratan tersebut diantaranya sebagai berikut ini:
  • Setiap individu yang terdapat dalam kelompok harus sadar bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok tersebut.
  • Mempunyai suatu persamaan faktor untuk membentuk kelompok sosial seperti faktor tersebut adalah kesamaan pekerjaan, tujuan, politik, ideologi dan lain-lain. Faktor inilah yang dapat membuat hubungan menjadi lebih erat.
  • Di dalam kelompok terdapat hubungan timbal balik antar anggota yang satu dengan yang lainnya.
  • Dan mempunyai struktur, kaidah dan pola berperilaku.

Bentuk-bentuk Kelompok Sosial

A. Kelompok Sosial Teratur

1. In-Group dan Out-Group (W.G Sumner)
In-group adalah kelompok sosial di mana individu mengidentifikasikan dirinya dalam kelompok tersebut, sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang diartikan individu sebagai lawan dari in-group dan biasanya ditandai dengan antipati terhadap kelompok lawan.

2. Primary Group dan Sekundary Group (C.H. Colley)
Primary group merupakan kelompok yang ditandai dengan adanya saling mengenal antara anggota-anggotanya, jumlah anggota sedikit dan berdekatan secara fisik, sedangkan sekundary group merupakan kelompok yang lebih besar, bersifat sementara untuk tujuan tertentu dan bersifat impersonal.

3. Gemeinschaft dan Gesselschaft (Ferdinand Tonnies)
  • Gemeinschaft (paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya terikat hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal.
  • Gesselschaft (patembayan) diartikan sebagai suatu kelompok yang hubungan antaranggotanya bersifat longgar dan impersonal.

4. Kelompok Formal dan Informal (van Doorn dan Lammers)
  • Kelompok Formal merupakan kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan. Pada  kelompok formal terdapat pembatasan yang tegas mengenai hak-hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab anggota-anggota kelompok sesuai dengan statusnya masing-masing, baik fungsional maupun struktural.
  • Kelompok Informal merupakan kelompok yang dibangun berdasarkan hubungan-hubungan yang bersifat personal dan tidak ditentukan oleh aturan-atuan yang resmi.

5. Kelompok Organik dan Mekanik (Emile Durkheim)
  • Kelompok Organik dikiaskan seperti sistem kerja tubuh, dimana pada kelompok ini terdapat pembagian kerja yang rinci dan tegas di antara anggota-anggotanya layaknya system organ tubuh manusia. Kelompok ini biasanya terdapat di kota dan memiliki solidaritas yang bersifat organik
  • Kelompok Mekanik dikiaskan seperti system mekanik mesin. Pada kelompok ini tidak terdapat pembagian kerja. Kelompok ini biasanya terdapat di desa dan memiliki solidaritas yang bersifat mekanik 

6. Membership Dan Reference Group (Robert K. Merton)
  • Membership Group merupakan kelompok dengan anggota-anggota yang tercatat secara fisik sebagai anggota. 
  • Reference Group merupakan kelompok acuan, maksudnya orang menjadikan kelompok yang bersangkutan sebagai acuan bertindak dan berperilaku, walaupun secara fisik ia tidak tercatat sebagai anggota.

B. Kelompok Sosial Tidak Teratur

1. Kerumunan yaitu individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan pada waktu yang bersamaan.

Tipe-tipe kerumunan antara lain:
  • Khalayak penonton (pendengar formal atau formal audience). Kerumunan demikian mempunyai perhatian dan tujuan yang sama, misalnya penonton bioskop, pengunjung khotbah agama, dsb.
  • Kelompok ekspresif yang direncanakan (planned expressive group). Kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang mempunyai tujuan sama tetapi pusat perhatiannya berbeda-beda, misalnya kerumunan orang-orang yang berpesta.
  • Kumpulan orang yang kurang menyenangkan (inconvinent aggregations). Dalam kerumunan semacam ini kehadiran orang lain merupakan halangan bagi seseorang dalam mencapai tujuan. Misalnya: antre tiket, kerumunan penumpang bus, dst.
  • Kumpulan orang-orang yang panik (panic crowd). Panic crowd adalah kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang menghindari bencana atau ancaman, misalnya pengungsi. Setia
  • Kerumunan penonton (spectator crowd). Spectator crowd adalah kerumunan orang-orang yang ingin melihat sesuatu atau peristiwa tertentu.  Kerumunan semacam ini hampir sama dengan formal audience, tetapi tidak terencana.
  • Lawless Crowd. kerumunan orang-orang yang berlawanan dengan hukum, misalnya: acting mobs, yakni kerumunan orang-orang yang bermaksud mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik. Contoh lain: immoral crowd, seperti formal audience, tetapi bersifat menyimpang.

2. Publik yaitu orang-orangyang berkumpul yang mempunyai kesamaan dalam kepentingan.
3. Massa yaitu sekumpulan individuyang tercipta bisa setiap saat karena kesamaan tujuan.
4. Komunitas (Community) yaitu kelompok-kelompok yang terbentuk atas dasar wilayah dan tidak memiliki kepentingan yang khusus.

Bentuk Kelompok Sosial lainnya

1. Kelompok Statistik
Kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.

2. Kelompok Kemasyarakatan
kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.

3. Kelompok Sosial
Kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.

4. Kelompok Asosiasi
Kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah

27/12/17

Sejarah Singkat Perang Vietnam

Sejarah Singkat Perang Vietnam

Pada kurun waktu antara tahun 1957-1975 terjadi peperangan yang melibatkan seluruh elemen di Vietnam. Perang tersebut dikenal dengan sebutan Perang Vietnam yang merupakan bagian dari Perang Indocina Kedua. Pada Perang Indocina pertama, Vietnam terlibat peperangan dengan Perancis dalam merebut kemerdekaan. Perang ini juga merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar, yakni Komunis dan Liberal.

Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina (yang bantuan militer oleh Taiwan dan Spanyol) bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan Uni Soviet, Tiongkok, Korea Utara, Mongolia dan Kuba mendukung Vietnam Utara yang berideologi komunis.

Latar Belakang

Perang Vietnam dilatarbelakangi dari pembagian Vietnam menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan berdasarkan keputusan Perjanjian Jenewa menjadikan wilayah tersebut menjadi ajang pertempuran hebat.
 “Perjanjian ini mengakibatkan dipisahkan Vietnam menjadi dua zona, zona utara untuk diatur oleh Viet Minh, dan zona selatan untuk diatur oleh Negara Vietnam.”
Ho Chi Minh, tokoh Pergerakan Nasional Vietnam dan tokoh yang berkeinginan supaya Vietnam bersatu, tidak menerima hasil Perjanjian Jenewa. Pembentukan Vietnam Selatan dianggapnya sebagai penghalang tercapainya persatuan seluruh Vietnam. Untuk keperluan menghancurkan Vietnam Selatan, Ho Chi Minh mengirimkan pasukan Viet Minh menyusup ke selatan.

Usaha menghancurkan Vietnam Selatan mendapat bantuan dari negara komunis, Uni Soviet dan Cina. Blok Barat yang mengetahui tindakan kedua negara komunis terhadap Vietnam Utara dan merasa mempunyai kepentingan di Vietnam Selatan juga berusaha mempertahankan wilayah tersebut. Amerika Serikat memerintahkan pasukannya membantu Vietnam Selatan. Dengan demikian, Perang Vietnam merupakan contoh konkret perebutan pengaruh dua negara adidaya.

Jalannya Peperangan

Pasukan gerilya Vietnam Utara menyusup dan berhasil melakukan infiltarsi ke wilayah Vietnam Selatan. Pasuka tersebut membentuk gerakan gerilya komunis di Vietnam bagian selatan yang dikenal dengan Vietkong dan melakukan propaganda terhadap rakyat Vietnam selatan atas ancaman Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Penyamaran pasukan Vietkong menjadi rakyat sipil membuktukan propaganda berhasil, banyak dari pasukan Vietkong dilindungi oleh rakyat Vietnam Selatan. Hal ini mengakibatkan pasukan Amerika Serikat yang bertugas di Vietnam Selatan sulit membedakan antara pasukan komunis dengan rakyat.

Pasukan Vietkong selain bergerilya juga membuat terowongan bawah tanah (jalur tikus) dalam mematahkan perlawanan Amerika Serikat. Ranjau dan jebakan dari bambu runcing juga dipakai untuk mengalahkan Amerika Serikat. Sebaliknya, pasukan Amerika Serikat dengan persenjataan modern membabi buta menyerang pertahanan Vietkong.

Pasukan Amerika Serikat dan Vietnam Selatan berusaha menghancurkan jalur pasukan gerilya Ho Chi Minh dan kubu-kubu pertahanan komunis dengan melakukan pemboman disepanjang jalur gerilya. Jalur yang dilalui Ho Chi Minh adalah jalan-jalan yang dibuat di hutan-hutan sepanjang perbatasan Vietnam Selatan–Laos–Kampuchea yang digunakan pasukan Viet Minh menyusup ke Vietnam Selatan sebelumnya.

Salah satu pertempuran hebat antara pasukan Vietnam Utara dan pasukan Vietnam Selatan yang dibantu Amerika Serikat terjadi pada Tahun Baru Tet 1968 (The Tet Offensive). Penyerbuan pasukan komunis itu dapat dipatahkan, tetapi kedua belah pihak menderita kerugian dalam jumlah yang besar. Menyadari bahwa Perang Vietnam telah berlangsung lama dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit, usaha mencapai perdamaian pun digelar pada sekitar tahun 1970.

Upaya Gencatan Senjata

Pemerintah Vietnam Utara, pemerintah Vietnam Selatan, dan pemerintah Amerika Serikat melakukan perundingan di Paris. Pada tahun 1972 pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa Indonesia, Kanada, Polandia, dan Hongaria pada prinsipnya sepakat untuk menjadi pengawas gencatan senjata di Vietnam.

Namun, kesepakatan itu menjadi berantakan karena Viet Minh dan Vietkong secara tiba-tiba pada tanggal 3 April 1972 melakukan serangan besar-besaran dan hampir saja menguasai Saigon, Ibukota Vietnam Selatan. Atas tindakan tersebut, Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon bersikap tegas dan mengeluarkan perintah, antara lain:
Meranjau semua lalu lintas laut yang menuju Vietnam Utara;
Menghancurkan semua jalur komunikasi dan transportasi Vietnam Utara.

Amerika Serikat kemudian melakukan pembersian besar-besaran. Amerikas Serikat meminta seluruh divisi dan kapal tempur pasukan asing untuk keluar dari zona perang Vietnam Utara. Hal ini dilakukan sampai terjadinya itikad dari Vietnam Utara untuk menyetujui gencatan senjata dan membebaskan tawanan perang Amerika Serikat.

Australia dan Filipina yang merupakan sekutu Amerika Serikat jelas mendukung rencana tersebut. Namun, Uni Soviet dan Cina yang merupakan lawan Amerika Serikat sangat menentangnya. Amerika Serikat membatalkan secara sepihak niat melakukan pemboman ke Vietnam Utara karena adanya kemajuan dalam perundingan. Perundingan gencatan senjata yang seharusnya ditandatangani pada tahun 1970, akhirnya baru ditandatangani pada tahun 1973. Meskipun persetujuan damai telah ditandatangani, pada praktiknya masih sering terjadi pelanggaran.

Keadaan dalam negeri Vietnam Selatan sendiri sedang terjadi keretakan. Presiden Nguyen Van Thiew mengundurkan diri dan menunjuk Wakil Presiden Tran Van Huong sebagai penggantinya. Ketika mengundurkan diri Presiden Nguyen Van Thiew mengecam Presiden Amerika Serikat, Nixon karena mendesaknya menandatangani Persetujuan Paris. Padahal itu artinya Vietnam Selatan menyerah pada Vietnam Utara. Selain itu, ia bersedia menandatangani persetujuan itu karena Amerika Serikat berjanji mengirim pesawat pembom B-52 apabila terjadi pelanggaran oleh Vietnam Utara.

Namun, nyatanya Amerika Serikat mengingkari hal itu. Pelanggaran persetujuan damai makin sering terjadi. Komunis pun makin mendekati kemenangan. Pada tanggal 18 April 1975 pasukan pelopor komunis dalam serangannya berhasil mendekati Saigon sampai jarak kurang 5 km. Pasukan komunis terus bergerak maju dan mendekati ibu kota. Rakyat Vietnam Selatan panik dan berebut untuk mengungsi. Sehubungan dengan keadaan itu, sejak tanggal 20 April 1975 Amerika Serikat mengirimkan lima buah kapal induk dari Armada VII untuk mengangkut para pengungsi tersebut.

Pada tanggal 30 April 1975, Presiden baru Vietnam Selatan, Duong Van Minh yang baru dilantik tanggal 28 April 1975 menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Vietkong. Untuk merayakan kemenangan itu, Vietkong mengubah nama Saigon, Ibukota negara Vietnam Selatan menjadi Ho Chi Minh.

Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar. Setelah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam tersebut pun bersatu pada tahun 1976 dan Vietnam menjadi negara komunis.

Akhir Bagi Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat Nixon menarik pasukannya dan meninggalkan perang dalam menghadapi tekanan rakyat dan Kongres Amerika Serikat yang menentang keikutsertaan Amerika Serikat terhadap Perang Vietnam yang dinilai tidak menguntungkan dan cenderung menggerus perekonomian Amerika Serikat.

Akibat Perang Vietnam, Amerika Serikat kehilangan pengaruh terhadap Vietnam,dan merugi secara finansial. Hingga tahun 1975, Washington telah menghabiskan dana yang jika diukur dengan nilai saat ini setara dengan 761 milyar US Dollar. Biaya tak terduga yang muncul di luar ongkos perang bahkan ditaksir mencapai 1,4 tilyun US Dollar.

Lebih dari 1,3 juta orang tewas terbunuh selama perang Vietnam. Amerika sendiri kehilangan sekitar 56.000 serdadu, sementara 156.000 lainnya mengalami luka atau cacat seumur hidup. Namun jumlah tersebut tidak sebanding dengan angka kematian yang disebabkan pengeboman militer AS, yakni hingga 200.000 warga sipil dan militer di Vietnam dan Kamboja.

Membahas Mobilitas Sosial

Membahas Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial adalah gerak dalam struktur sosial dengan pola tertentu untuk mengatur sistem organisasi dalam suatu kelompok sosial. Secara bahasa kata mobilitas berasal dari bahasa latin “mobilis” yang artinya mudah dipindahkan atau banyak bergerak. Mobilitas sosial juga dapat dikatakan perubahan, peningkatan, pergeseran atau penurunan status dan peran anggotanya.

Mobilitas Sosial Menurut Ahli
  • Horton dan Hunt, mobilitas sosial adalah sebagai tindakan berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Mobilitas sosial bisa merupakan peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan biasanya termasuk dalam segi penghasilan yang dapat dialami oleh beberapa individu atau keseluruhan anggota kelompok.
  • Robert M.Z. Lawang, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari dimensi ke dimensi yang lainnya.
  • Ransford, mobilitas sosial merupakan suatu gerak naik atau turun dari individu atau kelompok dalam suatu heararki sosial.
  • Kimball Young dan Raymond W. Mark, bahwa mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur orgainsasi suatu kelompok sosial.

Macam Macam Bentuk Mobilitias Sosial

Berdasarkan Arah pergerakannya

1. Mobilitas Vertikal,
Mobilitas Vertikal yaitu perpindahan individu dari suatu kedudukan ke kedudukan lainnya, dimana posisi kedudukan ini tidak sederajat, yang satu lebih baik daripada yang lain.
    • Mobilitas Vertikal ke Atas (Social Climbing), yaitu mobilitas sosial dimana suatu individu atau kelompok berpindah dari status yang lebih rendah ke tingkatan yang lebih tinggi. 
    • Mobilitas Vertikal Turun (Social Sinking), merupakan pergerakan suatu individu dari suatu kelompok dengan derajat yang lebih tinggi ke kelompok lain dengan derajat yang lebih rendah.
Berdasarkan generasi yang mengalaminya, mobilits vertikal dapat terbagi menjadi:
  • Mobilitas Vertikal Intragenerasi, merupakan mobilitas sosial yang dialami oleh generasi orang itu sendiri. Artinya orang yang berusaha dan bekerja itu sendiri yang mengalami mobilitas sosial ini, bukan orang lain.
  • Mobilitas Vertikal Antargenerasi, merupakan mobilitas sosial antar dua generasi atau lebih. Artinya mobilitas sosial yang dialami seseorang tidak terlepas dari peran generasi sebelumnya. Contohnya seorang ayah bekerja keras untuk anaknya sehingga anaknya bisa menjalani kehidupan yang lebih baik.

2. Mobilitas Horizontal
Perpindahan seseorang dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Artinya kelompok sosialnya yang dulu tidak memiliki kedudukan lebih tinggi atau lebih baik dari kelompok sosialnya saat ini. Dalam masyarakat ada dua bentuk mobilitas horizontal yang sering terjadi:
  • Mobilitas Horizontal Intragenerasi, yaitu mobilitas horizontal yang terjadi dalam diri seseorang, dan yang mengalami mobilitas ini adalah orang itu sendiri. 
  • Mobilitas Horizontal Antargenerasi, yaitu mobilitas sosial yang melibatkan dua generasi atau lebih. Misalnya seorang ayah bekerja sebagai seorang guru tetapi ia tidak mengikuti jejak ayahnya, ia lebih memilih menjadi seorang Tentara.

Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial

A. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

1. Faktor Struktural
  • Struktur Pekerjaan
  • Ekonomi Ganda
  • Perbedaan Fertilitas (Pertumbuhan penduduk)
  • Penunjang dan Penghambat Mobilitas

2. Faktor Individu
  • Perbedaan Kemampuan dan pendidikan
  • Faktor Kebiasaan Kerja
  • Orientasi sikap terhadap Mobilitas
  • Faktor keberuntungan

3. Faktor Status Sosial
  • Ascribed Status, yaitu tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
  • Achieved Status, yaitu tipe yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
  • Assigned status, yaitu tipe yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

4. Faktor Keadaan Ekonomi
Umumnya semakin keras seseorang berusaha, maka semakin banyak imbalan yang dia terima sehingga semakin baik dan stabil kondisi ekonominya. Dengan ini dia bisa naik ke tingkatan sosial dengan kondisi ekonomi yang lebih tinggi.

5. Faktor Politik
Proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam suatu hal yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan negara.

6. Faktor Kependudukan
Dinamika kependudukan seperti kelahiran, kematian, dan migrasi turut memiliki andil dalam proses mobilitas sosial.

B. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
  • Kemiskinan
  • Diskriminasi Kelas
  • Perbedaan Ras dan Agama
  • Perbedaan Jenis Kelamin
  • Pengaruh Sosialisasi yang sangat kuat

Saluran Mobilitas Sosial
Menurut Pitirim A Sorokin, mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran berikut:

Angkatan Bersenjata
Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasanya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik ke status yang lebih tinggi.

Pendidikan
Pendidikan baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan seseorang bisa mengubah statusnya dari status di strata bawah ke status strata atas.

Organisasi Politik
Seorang anggota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi serta loyal terhadap partainya, kemungkinan besar akan cepat mendapat status dalam partainya, bahkan mendapat peluang yang besar menjadi anggota dewan legislatif maupun ekseskutif

Lembaga Keagamaan
Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menanggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat, tetapi pemuka-pemuka agama selalu berusaha keras untuk menaikkan status mereka yang berkedudukan rendah ke kedudukan yang lebih tinggi.

Organisasi ekonomi
Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahaan maupun jasa pada umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal karena dalam organisasi ini posisi sosial bersifat relatif terbuka.

Organisasi Profesi
Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal antara lain Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan lain sebagainya.

Perkawinan
Melalui perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya, seorang wanita yang berasal dari keluarga biasa-biasa saja menikah dengan pria yang status sosial ekonominya lebih tinggi. Organisasi Keolahragaan : Melalui organisasi keolahragaan seseorang dapat meningkatkan statusnya ke strata yang lebih tinggi.

Pengaruh Perubahan Sosial

1. Dampak Positif Mobilitas Sosial
  • Mendorong sesorang untuk lebih maju. Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata satu ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih
  • Mempercepat tingkat perubahan sosiai masyarakat ke arah yang leblh baik. Dengan mobilitas, masyarakat setalu dinamis bergenk menuju pencapaian tujuan yang diinginkan.
  • Meningkatkan Integrasi Sosial. Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosiai. Misalnya seseorang yang melakukan mobilitas sosial vertikal, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, niiai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta integrasi sosial.

2. Dampak Negatif Mobilitas Sosial

Timbulnya Konflik  
Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut:
  • Konfik Antarkelas, dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antarkelas. 
  • Konflik Antar Kelompok, menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya karena benturan nilai dan kepentingan. Konflik ini dapat berupa:
  • Konflik Antara Kelompok Sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern. Misalnya, para kusir delman dan penarik becak yang lambat menyesuaikan dapat perubahan dengan menyebabkan konflik dengan sopir mobil angkutan umum.

Timbulnya Gangguan Psikologis
Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut:
  • Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
  • Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya (post power syndrome).
  • Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.

Membahas Perubahan Sosial

Membahas Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang akan mempengaruhi sistem sosialnya seperti nilai, norma, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Perubahan Sosial Menurut Para Ahli
  • Gillin dan Gillin, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubhan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun dengan difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. 
  • Mac Iver, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan sosial.  
  • Emile Durkheim, perubahan sosial dapat terjadi sebagai hasil faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyaakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. 
  • Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan pada berbagai lembaga masyarakat dalam suatu lingkungan masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya nilai sosial, sikap, pola perilaku antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 

Teori-Teori Perubahan Sosial
  • Teori Evolusi (Evolutionary Theory), menjelaskan perubahan sosial memiliki arah tetap dan dialami setiap masyarakat. Arah tetap yang dimaksud adalah perubahan sosial akan terjadi bertahap, mulai dari awal hingga akhir. Menurut Soerjono Soekanto terdapat tiga teori utama dalam evolusi :
    1. Teori Evolusi Uniliniear, teori ini menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan yang sesuai dengan tahap tahap tertentu. Perubahan ini membuat masyarakat berkembang dari yang sederhana menjadi tahapan yang lebih kompleks.
    2. Teori Evolusi Universal, teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahapan tertentu yang tetap karena menurut teori ini kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu.
    3. Teori Evolusi Multiliniear, teori ini menyatakan bahwa perubahan sosial dapat terjadi dalam beberapa cara, tetapi cara tersebut akan mengarah ke arah yang sama, yaitu membentuk masyrakat yang lebih baik.

  • Teori Konflik (Conflict Theory), menjelaskan bahwa perubahan sosial dapat berbentuk konflik. Konflik berasal dari pertentangan kelas antara kelompok penguasa dengan kelompok yang masyarakat tertindas sehingga melahirkan perubahan sosial yang mengubah sistem sosial tersebut. Dalam Teori Konflik, tokoh yang berpengaruh adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendort.
  • Teori Fungsionalis, teori yang dikemukakan William Ogburn menjelaskan perubahan sosial merupakan suatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Oleh karena itu perubahan sosial bisa saja mengacaukan suatu keseimbangan dalam masyarakat. jadi teori fungsional hanya menerima perubahan yang menguntungkan atau bermanfaat untuk masyarakat, sedangkan bagi perubahan yang tidak bermanfaat tidak akan digunakan atau dibuang.
  • Teori Siklis atau Siklus, perubahan sosial terjadi secara betahap dengan perubahan yang tidak akan berhenti walau pada tahapan terakhir yang sempurna, tetapi perubahan tersebut akan kembali keawal untuk peralihan ke tahap selanjutnya menjadi sebuah siklus.

Proses Perubahan Sosial 

1. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan (ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya) dari individu kepada individu lain, dari satu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Mengenai masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui perembesan secara damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik.
  • Perembesan damai (Penetration pacifique), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat tanpa kekerasan dan paksaan, namun justru mengakibatkan masyarakat yang menerima semakin maju. Contohnya masuknya internet ke sekolah-sekolah.
  • Perembesan dengan kekerasan (Penetration violente), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat penerima. Contohnya masuknya budaya asing pada masa penjajahan kolonial Belanda.
  • Simbiotik, yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan. Ada tiga macam proses simbiotik, yaitu mutualistik, komensalistik, dan parasitistik. 

2. Akulturasi 
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asli.

3. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masingmasing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya.

4. Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjuk terciptanya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antarindividu dan kelompok-kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi sosial.

Macam-Macam Bentuk Perubahan Sosial

Berdasarkan Kecepatan Terjadinya 
  • Perubahan Evolusi merupakan perubahan sosial yang berlangsung secara lambat dan dalam waktu yang cukup lama dengan tidak adanya kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
  • Perubahan Revolusi merupakan perubahan sosial yang berlangsung secara cepat, dapat direncanakan atau tanpa perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis, perubahan revolusi biasanya berkaitan dengan perubahan unsur – unsur kehidupan atau lembaga-lembaga sosial dalam suatu rlingkungan masyarakat. Perubahan revolusi bisa direncanakan atau tidak, pemicu dari perubahan ini biasanya adalah konflik atau ketegangan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

Berdasarkan Perencanaanya
  • Perubahan Sosial yang Direncanakan merupakan perubahan yang sudah dijadikan tujuan oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan. Pihak – pihak tertentu ini biasanya disebut sebagai Agent Of Change.
  • Perubahan sosial yang Tidak Direncanakan merupakan perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi diluar perkiraan masyarakat. Perubahan ini sering memicu masalah masalah baru karena perubahan tersebut muncul secara tiba-tiba. Contohnya adalah kasus Tsunami yang terjadi di aceh, bencana alam ini membuat terjadinya perubahan besar dalam kehidupan sosial masyarakat aceh pada saat itu.

Berdasarkan Pengaruhnya, 
  • Perubahan Sosial yang Berpengaruh Besar merupakan perubahan sosial yang mengakibatkan terjadi perubahan pada struktur kemasyarakatan, sistem mata pencaharian, hubungan kerja dan lapisan masyarakat (stratifikasi masyarakat). 
  • Perubahan Sosial yang Pengaruhnya Kecil merupakan perubahan sosial yang terjadi pada struktur sosial tetapi tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat. Contohnya perubahan gaya berpakaian dalam masyarakat.

Berdasarkan Pengaruhnya
  • Perubahan Progres adalah perubahan yang membawa ke arah kemajuan. Contoh dari perubahan progres adalah kemunculan internet yang digunakan sebagai media penyebar informasi dan komunikasi.
  • Perubahan Regress adalah perubahan yang membawa ke arah kemunduran. Contoh perubahan regres adalah menggunakan internet untuk membuka konten-konten berunsur kekerasan. 

Faktor Penyebab, Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial

Penyebab Perubahan Sosial
Secara umum, terdapat dua faktor yang penyebab terjadinya perubahan sosial antara lain sebagai berikut:
  • Faktor Internal, adalah faktor yang berasal dari dalam lingkungan masyarakat tersebut. Macam-macam faktor internal dalam perubahan sosial adlaah sebagai berukut:
    • Pertumbuhan penduduk
    • Penemuan baru
    • Invensi (kombiansi baru terhadap suatu pengetahuan yang telah ada)
    • Sistem ideologi (keyakinan mengenai nilai-nilai tertentu)
  • Faktor Eksternal, adalah faktor yang berasal lingkungan luar masyarakat tersebut:
    • Lingkungan fisik (contohnya musibah atau bencana alam)
    • Peperangan 
    • Pengaruh kebudayaan lain

Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial tentu saja didorong oleh berbagai hal, yaitu:
  • Timbunan Kebudayaan dan Penemuan Baru
  • Perubahan Jumlah Penduduk
  • Pertentangan atau Konflik
  • Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
  • Sistem Terbuka Lapisan Masyarakat
  • Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan untuk Maju
  • Sistem Pendidikan Formal yang Maju
  • Orientasi ke Masa Depan 
  • Akulturasi
  • Asimilasi

Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Faktor pendorong perubahan sosial budaya juga memiliki penghalang dalam memuluskan perubahan sosial budaya yaitu faktor penghambat perubahan sosial budaya, seperti berikut:
  • Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
  • Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
  • Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
  • Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat.
  • Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
  • Hambatan yang bersifat ideologis.
  • Adat atau kebiasaan.
  • Prasangka terhadap hal-hal baru 

Proses Perubahan Sosial 
Proses perubahan sosial menurut Ralph Linton disebabkan oleh dua factor yaitu faktor internal dan eksternal.

1. Proses Internal
  • Discovery merupakan penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru baik berupa suatu alat baru maupun ide baru. Discovery akan menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu. Seringkali proses discovery sampai ke invention membutuhkan tidak hanya satu pencipta, tetapi rangkaian dari beberapa pencipta.
  • Invention atau peneuan baru menimbulkan pengaruh yang bermacam-macam di dalam masyarakat. Suatu penemuan baru (invention) dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam bidang lain, seperti: politik, agama, pendidikan, kesenian, adat istiadat, dan sebagainya. Contohnya penemuan radio, TV, dan telepon. 
  • Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, modal, pengaturan tenaga kerja, dan penggunaan teknologi, yang menyebabkan adanya sistem produksi dan produk-produk baru. 

2. Proses Eksternal 
  • Akulturasi 
  • Asimilasi

Pengaruh Perubahan Sosial
Perubahan sosial sering ditandai dengan perubahan unsur kebudayaan, tanpa diimbangi perubahan unsur kebudayaan yang lain yang saling terkait. Biasanya unsur yang cepat berubah adalah kebudayaan kebendaan bila dibandingkan dengan kebudayaan rohani.

Pengaruh Perubahan Sosial yang Bersifat Positif
  • Globalisasi merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru baik itu informasi, pemikiran, gaya hidup, maupun teknologi secara mendunia. Terjadinya globalisasi ditandai dari adanya proses batas suatu negara menjadi semakin sempit atau memudar karena kemudahan berinteraksi dengan negara baik itu dengan pertukaran informasi, perdagangan, gaya hidup, dan bentuk interaksi yang lainnya.
  • Modernisasi merupakan proses perubahan dari cara tradisional ke cara baru yang lebih maju untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Lahirnya modernisasi merupakan dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
  • Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat kearah demokrasi. Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan karena merupakan modernisasi bidang politik dan ideologi. 

Pengaruh Perubahan Sosial yang Bersifat Negatif
  • Anomie, adalah keadaan kritis dalam masyarakat akibat perubahan sosial dimana norma/ nilai lama memudar, namun norma/ nilai baru yang akan menggantikan belum terbentuk. Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat sekolah-olah tidak ada norma atau nilai
  • Cultural lag, adalah suatu kondisi di mana terjadi kesenjangan antara berbagai bagian dalam suatu kebudayaan. Hal ini disebabkan perubahan pada suatu bidang tidak diimbangi perubahan pada bidang lainnya. Misalnya perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diimbangi peningkatan iman dan takwa pada masyarakat sehingga dapat menimbulkan ekses negatif bagi peradaban manusia.
  • Mestizo culture atau kebudayaan campuran,  merupakan proses percampuran unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang memiliki warna dan sifat yang berbeda. Hal ini bercirikan sifat formalimse, yaitu hanya dapat meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti akan arti sesungguhnya. Keadaan ini ditandai dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta terjadinya demonstrasi efek (pamer kekayaan) yang makin besar dengan adanya iklan. Kondisi demikian dapat menimbulkan disintegrasi sosial.
  • Westernisasi, adalah kegiatan dimana di masyarakat mengadopsi cara hidup barat di berbagai bidang seperti industri, teknologi, hukum, politik, ekonomi, cara hidup, makan gaya, gaun, terminologi, alfabet, iman, filsafat, dan nilai-nilai.
  • Sekularisme, merupakan paham dimana memandang bahwa moralitas tidak perlu diajarkan pada ajaran agama. Sekularisme memiliki prinsip bahwa agama tidak boleh dijadikan pedoman dalam kehidupan sosial, budaya dan pemerintahan. Sebaliknya agama hanya dijadikan sebagai hal yang sifatnya personal.  

Mengenal Perang Yom Kippur 1973

Mengenal Perang Yom Kippur 1973

Perang Yom Kippur, dikenal juga dengan nama Perang Ramadan atau Perang Oktober. adalah perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara negara Israel yang dikeroyok oleh koalisi negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah. Perang ini berakhir dengan kekalahan negara-negara Arab.

Pada tanggal 6 Oktober 1973, pada hari perayaan Yom Kippur, Hari Raya Yahudi yang paling besar, ketika orang-orang Israel sedang khusyuk merayakannya, yang juga bertepatan dengan bulan Ramadhan bagi umat Islam sehingga dapat juga dinamakan "Perang Ramadan 1973", Suriah, Libya dan Mesir menyerbu Israel secara tiba-tiba.

Di Dataran Tinggi Golan, garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 tank harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah. Sedangkan di terusan Suez, kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan 80.000 prajurit Mesir.

Persenjataan A.S. membantu Israel dalam pertempuran melawan pasukan Arab dengan persenjataan buatan Soviet, namun Presiden Richard Nixon kemudian menunda bantuan militer darurat selama sepekan, secara diam-diam AS mulai bersimpati terhadap Mesir. Perang Yom Kippur kemudian dimenangkan oleh Israel, meskipun demikian Israel harus menderita kerugian yang besar.

Pada bulan April 1974, PM Israel Gold Meir mengundurkan diri setelah serangkaian kritik bahwa pemerintah kurang persiapan menghadapi pasukan Arab, sehingga mengakibatkan banyak korban jiwa dari orang-orang Israel. PBB kemudian mengelarkan resolusi dan berhasil menghentikan pertempuran ini dengan berlakunya gencatan senjata pada 26 Oktober 1973.

Akibat Perang Yom Kippur, Arab Saudi yang simpati terhadap negara Arab kemudian melakukan embargo minyak bumi kepada AS dan Eropa.

Membahas Konflik dan Integrasi Sosial

Membahas Konflik dan Integrasi Sosial

Konflik Sosial

Kata konflik berasal dari bahasa Latin “confegere” yang berarti saling memukul. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik berarti pertentangan, percekcokan, atau perselisihan. Dalam sudut ilmu sosiologi, konflik sosial dapat diartikan sebagai berbagai masalah sosial yang menimbulkan pertentangan dalam kehidupan masyarakat atau bernegara, yang disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat atau pandangan tertentu, akibat tidak adanya rasa toleransi dan perasaan saling mengerti akan kebutuhan individu masing-masing.

Konflik Sosial Menurut Para Ahli

Soejono Seokanto
Konflik sosial adalah suatu bentuk proses soial dimana individu atau kelompok berusaha untuk mencapai tujuannya dengan cara menantang individu atau kelompok lainyang disertai dengan ancaman atau kekerasan

Gillin
Merupakan bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, budaya, dan juga perilaku

Robert M.Z Lawang
Konflik sosial dalam pandangan Robert adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan lain-lain

Faktor – Faktor Penyebab Konflik Sosial

Soerjono Soekanto merumuskan bahwa konflik sosial disebabkan oleh hal-hal berikut, yaitu:
  • Perbedaan individu, dipicu adanya perbedaan karakteristik setiap individu.
  • Perbedaan kebudayaan (sistem nilai dan norma), kebudayaan mempengaruhi perkembangan/pem bentukan kepribadianseseorang.
  • Perbedaan kepentingan, setiap individu atau kelompok pasti memiliki kepentingan yang berbeda, dan perbedaan itu dapat memicu konflik.
  • Perubahan sosial, setiap orang tidak sama dalam menyikapi adanya perubahan, dan perbedaan sikap tersebut dapat menimbulkan konflik.

Macam – Macam Konflik Sosial
  • Konflik Antar Individu terjadi ketika ada perbedaan kepentingan antara satu individe dengan individu lainya yang timbul karena perbedaan pandangan serta kepentingan.
  • Konflik Antar Kelompok terjadi antara kelompok yang satu dengan yang lainnya, bisa jadi antar dua kelompok, atau lebih. Konflik antar kelompok umumnya disebabkan karena perbedaan tujuan dan persaingan yang tidak sehat dalam mencapai tujuan kelompok masing-masing
  • Konflik Antar Negara (Internasional) terjadi antar dua negara atau lebih. Biasanya, konflik ini dipicu oleh adanya satu pihak yang keberatan dengan kebijakan-kebijakan negara yang lainnya, sehingga timbullah konflik
  • Konflik Antar Partai Politik atau Organisasi (Politik) terjadi antar kelompok, dimana terjadi perselisihan antara partai atau organisasi satu dengan partai atau organisasi yang lainnya.
  • Konflik Antar Individu Dengan Kelompok ditimbulkan oleh karena adanya kelompok-kelompok tertentu yang tidak sependapat dengan individu atau perseorangan, sehingga timbullah konflik
  • Konflik Rasial terjadi antara suku atau ras yang satu dengan yang lain, yang disebabkan karena adanya perbedaan fisik

Bentuk-Bentuk Konflik Sosial

1. Berdasarkan Posisi Pelaku
  • Konflik Horizontal, merupakan konflik yang terjadi antara ndividu atau kelompok yang mempunyai kedudukan yang relatif sama
  • Konflik Vertikal, yaitu konflik yang terjadi antar komponen masyarakat yang memiliki structural
  • Konflik Diagonal, merupakan konflik akibat tidak meratanya pendistibusian sumber daya ke setiap organisasi sehingga muncullah konflik yang ekstrem.

2. Berdasarkan Sifatnya
  • Konflik Destruktif, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perasaan dendam atau benci kepada kelompok lainnya
  • Konflik Konstruktif, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan antar kelompok

3. Berdasarkan Sifat Pelakunya
  • Konflik Terbuka, ialah konflik yang diketahui oleh semua pihak, seperti konflik antara Israel dan Palestina
  • Konflik Tertutup, yaitu konflik yang hanya diketahui oleh orang tertentu saja, seperti konflik dalam keluarga

4. Berdasarkan Hubungannya dengan Pelaku
  • Konflik Intrapersonal (intra individu), konflik yang terjadi pada diri sendiri. Konflik Intrapersonal ini ditimbulkan oleh faktor-faktor pemikiran pribadi itu sendiri sendiri seperti sikap, emosi, prinsip dan kepentingan diri sendiri. 
  • Konflik Interpersonal (antar individu), konflik yang terjadi karena pertentangan antar satu individu dengan individu lainnya dikarenakan perbedaan pendapat, perbedaan tujuan maupun persaingan.
  • Konflik Intragroup (Intra Kelompok) disebabkan oleh individu-individu dalam kelompok itu sendiri. Konflik Intragroup (Intra Kelompok) ini terjadi karena adanya ketidakcocokan ataupun kesalahpahaman diantara kelompok tersebut.
  • Konflik Intergroup (Antar Kelompok) terjadi karena adanya perbedaan ataupun persaingan diantara dua kelompok. 
  • Konflik Interorganisasi terjadi antara dua organisasi atau lebih. Organisasi yang dimaksud disini dapat berupa sebuah perusahaan, partai politik maupun negara.

5. Konflik Realistis dan non-Realistis. 
  • Konflik realistis adalah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntunan yang terdapat dalam hubungan sosial,misalnya adanya pemogokan buruh tmelawan majikanya 
  • Konflik non realstis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan tegangan,misalnya upaya mencari kambing hitam yang sering terjadi dalam masyarakat atau balas dendam menggunakan ilmu ghoib.

Fungsi Konflik Sosial
Konflik merupakan cara atau alat yang berfungsi untuk mempertahankan, mempersatukan, dan mempertegas sistem sosial. Untuk memahaminya kita dapat melihat fungsi positif konflik yang menyangkut hubungan antara In group dan out group.

Berikut adalah proposisi yang dikemukakan Coser, yaitu:
  • Kekuatan solidaritas internal dan integrasi in group akan bertambah tinggi jika tingkat permusuhan dengan out group bertambah besar.
  • Integritas yang semakin tinggi dari kelompok yang terlibat dalam konflik dapat memperkuat batas antara kelompok satu dengan yang lainnya, khususnya kelompok yang bermusuhan atau yang berpotensi menimbulkan permusuhan.
  • Dalam suatu kelompok ada kemungkinan berkurangnya toleransi akan perpecahan dan semakin tingginya tekanan pada konsensus dan konfirmitas.
  • Para penyimpang dalam kelompok tersebut tidak lagi ditoleransikan, mereka tidak dapat diajak ke jalan yang benar, mereka mungkin diusir atau dimasukkan dalam pengawasan yang ketat.

Upaya Penyelesaian Konflik
  • Konsiliasi (consiliation), merupakan bentuk pengendalian konflik sosial yang dilakukan oleh lembaga - lembaga tertentu yang dapat memberikan keputusan dengan adil. 
  • Arbitrasi (arbitration) merupakan bentuk pengendalian konflik sosial melalui pihak ketiga dan kedua belah pihak yang berkonflik menyetujuinya. Keputusan - keputusan yang diambil pihak ketiga hanya dipatuhi oleh pihak - pihak yang berkonflik
  • Mediasi (mediation), merupakan bentuk pengendalian konflik sosial di mana pihak - pihak yang berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Namun berbeda dengan arbitrasi, keputusan - keputusan pihak ketiga tidak mengikat manapun.
  • Ajudikasi atau Pengadilan (ajudication) merupakan cara penyelesaian konflik melalui pengadilan yang tetap dan adil karena terjadi konflik yang terjadi antara dua belah pihak, kemudian pihak tersebut memilih untuk menyelesaikan konfliknya di pengadilan.
  • Segregasi (segregation) adalah upaya saling menghindar atau memisahkan diri untuk mengurangi ketegangan.
  • Stalemate adalah  konflik yang berhenti dengan sendirinya karena kekuatan yang seimbang.
  • Kompromi (compromise) adalah kondisi saat kedua belah pihak yang bertentangan berusaha mencari penyelesaian dengan mengurangi tuntutan. Contohnya perjanjian antarnegara tentang batas wilayah perairan.
  • Koersi atau Paksaan (coersion) disebabkan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan sehingga pihak yang unggul memaksa untuk menyelesaikan konflik.
  • Konversi adalah kondisi disaat salah satu pihak mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
  • Gencatan Senjata (detente) adalah penghentian konflik untuk sementara waktu yang biasanya dalam bentuk peperangan untuk menyembuhkan korban.

Interseksi dan Konsolidasi dalam Integrasi Sosial

Konsolidasi 
Konsolidasi adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok sosial, melalui tumpang tindih keanggotaan. Struktur sosial yang terkonsolidasi berfungsi untuk menghambat proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk karena terjadinya penguatan identitas yang dalam batas-batas tertentu akan mempertajam prasangka antara ras, suku bangsa, agama yang berbeda.

Penajaman prasangka semakin merata bila ras, suku bangsa, agama yang berbeda terjadi pula perbedaan peluang untuk memperoleh kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup melalui proses ekonomi dan memperoleh jabatan atau kekuasaan dalam politik. Sehingga timbul kesenjangan ekonomi dan sosial.

Interseksi
Interseksi merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi, baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk. Struktur sosial yang terinterseksi berfungsi positif terhadap proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk karena memungkinkan orang-orang yang berbeda-beda, ras, suku bangsa, agama maupun profesi dapat saling bergaul dan berinteraksi melalui kelompok-kelompok sosial yang ada.

Keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial yang saling menyilang akan menimbulkan terjadinya loyalitas yang juga saling menyilang. Akibat interseksi terhadap kemajemukan masyarakat, antara lain:
  • Meningkatkan solidaritas antar anggota suatu kelompok sosial.
  • Menimbulkan konflik jika perbedaan-perbedaan tersebut semakin tajam.
  • Persilangan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi tidak terjadi begitu saja namun dibantu dengan adanya interaksi di antara berbagai seksi. Interaksi antara satu seksi dengan seksi lainnya dilakukan melalui hubungan ekonomi, sosial  dan politik.
  • Hubungan ekonomi, melalui perdagangan dan perindustrian
  • Sosial, melalui perkawinan dan Pendidikan
  • Politik, melalui hubungan diplomatik atau hubungan antar negara.

Proses Terjadinya Integrasi Sosial

Suatu masyarakat memiliki komponen dan unsur unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Bagaimanapun, komponen dan unsur – unsur masyarakat ini pasti memiliki suatu perbedaan, tetapi mau tidak mau mereka harus bekerja sama untuk saling mendukung agar sama-sama mendapat keuntungan. Untuk itu perlu terbentuk integrasi sosial, berikut adalah proses terjadinya suatu integrasi sosial:

1. Tahap Interaksi
Tindakan yang dimaksud disini adalah semua tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Syarat terjadinya interaksi adalah adanya kontak sosial dan komunikasi antar pihak yang terlibat. Tentunya interaksi pasti dibutuhkan untuk saling mengenal dalam upaya membentuk integrasi sosial.

2. Tahap Identifikasi
Pada tahap ini masing-masing pihak akan berusaha untuk saling menerima dan memahami satu sama lain, tahapan ini disebut dengan tahapan identifikasi. Jika proses identifikasi berlangsung dengan lancar, maka kerjasama akan lebih cepat dan terbentuk lebih mudah.

3. Tahap Kerjasama
Kerjasama timbulk apabila orang orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama, pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri untuk memenuhi kepentingan tersebut. Kesadaran ini akan menimbulkan kerjasama dengan tujuan membuat pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.

4. Tahap Akomodasi
Setelah bekerja sama dan menjalankan tugasnya masing masing, biasanya akan muncul konflik dan pertentangan antar pihak-pihak yang terlibat. Pertentangan ini perlu diredakan akan tidak menghasilkan perpecahan, disinilah akomodasi berperan. Akomodasi adalah suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.

5. Tahap Asimilasi
Setelah melalui beberapa permasalah dan mampu mengatasi permasalah tersebut tanpa menimbulkan perpecahan, biasanya hubungan antara pihak yang berkaitan akan lebih erat sehingga terjadinya proses asimilasi. Asimilasi adalah proses sosial berupa usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok kelompok untuk mempertinggi rasa kesatuan.

6. Tahap Integrasi
Setelah proses asimilasi, maka akan terbentuk integrasi. Pada proses integrasi penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda terjadi dan kemudian membentuk keserasian dalam menjalani fungsi kehidupan.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Integrasi Sosial

1. Homogenitas Kelompok
Homogenitas kelompok adalah kemiripan atau kesamaan dalam suatu kelompok masyarakat baik itu kepribadian, ciri atau adat istiadat. Kesepakatan yang dapat disetujui bersama akan lebih mudah tercapai dengan mempertimbangkan homogenitas dalam masyarakat yang bersangkutan.

2. Besar Kecilnya Kelompok Masyarakat
Semakin besar suatu kelompok maka perbedaan yang muncul akan semakin banyak pula. Dalam kelompok yang relatif kecil, maka hubungan pribadinya cenderung lebih akrab dan berlangsung secara informal, sehingga lebih mudah tercapainya suatu kesepakatan.

3. Mobilitas Geografis (Perpindahan Fisik)
Perpindahan atau pergerakan penduduk secara geografis akan menimbulkan banyak keanekaragaman dalam suatu wilayah. Masyarakat yang masuk ke suatu daerah baru membawa ideologi, kebiasaan, budaya dan kepribadian dari tempat asalnya. Oleh karena itu mobilitas sosial sangat mempengaruhi terbentuknya suatu integrasi sosial.

4. Efektivitas dan Efisiensi Komunikasi
Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adalah komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Pada umumnya komunikasi yang sering kita lihat dilakukan secara verbal (berbicara) dengan menggunakan cara yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, contohnya dengan menggunakan bahasa dari suatu negara tertentu.

Tetapi komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat, menunjukkan sikap tertentu, ekspresi wajah, dll. Intinya jika informasi yang ingin disampaikan oleh satu pihak dapat diterima dengan baik oleh pihak lainnya, maka komunikasi sudah terjadi antara kedua belah pihak tersebut.

Klasifikasi Macam Macam Bentuk Integrasi Sosial

1. Berdasarkan hasilnya integrasi sosial
  • Asimilasi merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang hasilnya menghilangkan ciri khas dari kebudayaan asli, artinya hasil dari asimilasi merupakan sebuah kebudayaan baru yang diterima oleh semua kelompok dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
  • Akulturasi merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas dari kebudayaan asli di lingkungan tersebut. 

2. Berdasarkan penyebabnya
  • Integrasi Normatif terjadi karena norma-norma tertentu yang berlaku dalam masyarakat secara keseluruhan. Norma ini menjadi hal yang mampu mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.
  • Integrasi Instrumental merupakan integrasi yang tampak secara visual akibat adanya keseragaman antar individu dalam suatu lingkungan masyarakat. Contohnya adalah keseragaman pakaian, keseragaman aktivitas sehari – hari, keseragaman ciri fisik, dll.
  • Integrasi ideologis merupakan integrasi yang tidak tampak secara visual, terbentuk karena adanya ikatan spiritual atau ideologis yang kuat berdasarkan proses alamiah tanpa adanya paksaan. 
  • Integrasi Fungsional terbentuk karena adanya fungsi fungsi tertentu dari masing masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
  • Integrasi Koersif merupakan integrasi yang terbentuk karena adanya pengaruh kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Integrasi ini dapat bersifat paksaan.

Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial

Menurut R William Lidle, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah sebagai berikut :
  • Sebagian besar (mayoritas) anggota dalam masyarakat sepakat tentang batas – batas teritorial dari wilayah mereka sebagai suatu kehidupan politik.
  • Sebagian besar (mayoritas) anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai struktur pemerintahan dan aturan hukum dari proses politik dan sosial yang berlaku bagi seluruh masyarakat dalam wilayah teritorial tersebut.

William F. Ougburn dan Meyer Nimkoff menyatakan tentang syarat berhasilnya integrasi sosial yang diuraikan sebagai berikut:
  • Anggota masyarakat merasa bahwa mereka saling mengisi kebutuhan mereka satu sama lain.
  • Masyarakat telah menciptakan kesepakatan bersama tentang nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan tersebut.
  • Nilai dan Norma sosial itu sudah berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
  • Masing masing individu atau kelompok mampu mengendalikan diri dan menyesuaikan diri satu sama lain.
  • Selalu menempatkan persatuan dan kesatuan sebagai prioritas utama.