26/12/17

Membahas Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

Secara sederhana sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup serta nilai dan norma sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima olehkelompoknya.

Sosialisasi Menurut Para Ahli

Soerjono Soekanto
Soalisasi adalah sutatu proses yang menempatkan anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di tempat dia menjadi anggota.

Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok.

Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

Tujuan Sosialisasi
Ada beberapa tujuan sosialisasi dalam masyarakat, antara lain:
  • Mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat sebagai keterampilan dan pengetahuan tersebut sebagai anggota masyarakat.
  •  Mengetahui lingkungan sosial budaya baik lingkungan sosial tempat individu bertempat tinggal termasuk juga di lingkungan sosial yang baru.
  • Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
  • Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya seperti membaca, menulis, berekreasi, dan lain-lain.

Tahapan Sosialisasi
Menurut George Herbert Mead, proses sosialisasi yang dilakukan oleh manusia adalah melalui peran-peran yang harus dijalankan oleh individu sehingga pemikirannya terkenal dengan Role Theory (teori mengenai peranan). Pengembangan diri manusia melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain berjalan secara bertahap yaitu:

1. Preparatory Stage (Tahap Persiapan)
Tahap ini dialami seseorang sejak ia dilahirkan kedunia ini. Pada tahap ini seorang anak mulai melakukan kegitaan meniru walaupun belum sempurna. Misalnya adalah ketika seorang balita belajar bicara pertama kali, ia dikenalkan dengan kata-kata yang mudah ditirukannya seperti minum  dengan kata “mi-mi”, makan dengan kata “ma-mam.

2. Tahap play Stage (Tahap Bermain)

Pada tahap ini ditandai dengan peran-peran yang dilakukan anak kecil yang menirukan peran-peran yang dimainkan orang-orang yang berada di sekitarnya seperti orang tuanya atau orang dewasa lainnya yang sering mengadakan interaksi dengannya.

3. Tahap Game Stage (Tahap Permainan)
Pada tahap ini, masa peniruan sudah mulai berkurang dan tergantikan dengan peran yang secara langsung dimainkan dengan penuh kesadaran. Selain itu, jumlah orang yang berinteraksi dengannya semakin banyak dan kompleks serta mulai memahami peran yang harus dijalankan oleh orang lain tersebut. Seorang anak kecil mulai menyadari adanya norma-norma yang harus dipahami baik yang berlaku di dalam keluarganya maupun di luar keluarganya.

4. Tahap Generalized Stage (Tahap Penerimaan Norma Kolektif)
Pada tahap ini, seorang anak telah beranjak dewasa dan mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat. Individu tersebut telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa berinteraksi. Sebagai anak, ia telah mampu memahami peranan yang dijalankan orang tua, sebagai siswa, ia telahmampu memahami peranan yang dijalankan seorang guru, dan sebagainya.

Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi atau media sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Menurut Jacobs dan Fuller, mengidentifikasi 4 agen sosialisasi ata media sosialisasi utama, yaitu keluarga, kelompok pertemanan, lembaga pendidikan, dan media massa. Para ahli sosiologi juga menambahkan lingkungan kerja sebagai bagian dari media sosialisasi.

1. Keluarga
Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ibu-bapak, anak dan kerabat dekat. Peranan orang tua pada tahap awal sosialisasi ini sangat penting karena apa yang terjadi antara anak dan orang tua tidak banyak diketahui oleh orang luar.

Secara sosiologis, keluarga terbagi menjadi dua yaitu nuclear family (keluarga inti) dan extended family (keluarga luas). Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, saudara kandung atau saudara lainnya yang tinggal di dalam satu rumah dan dalam waktu yang cukup lama.  Sedangkan keluarga luas terdiri dari beberapa keluarga seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan lainnya yang masih menjadi kerabat baik dari pihak bapak maupun pihak ibu.

Menurut William J.Goode, keluarga dibentuk dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
  • Pemuas kebutuhan individual
  • Reproduksi
  • Pemeliharaan
  • Sosialisasi
  • Penempatan anak dalam mayarakat
  • Pengaturan seksual
  • Kontrol sosial

2. Kelompok Bermain Sebaya (Peer Group)
Setelah anak beranjak besar maka agen sosialisasi selanjutnya adalah pada kelompok bermain yaitu teman-teman sebayanya. Pada tahap ini anak-anak memasuki game stage yaitu mulai mempelajari aturan-aturan yang mengatur peranan-peranan orang yang kedudukannya sederajat. Kalau di dalam keluarga, anak-anak berinteraksi dengan orang dewasa tetapi di kelompok bermain ini, anak-anak menemukan dunia yang berbeda dan menemukan kemampuan baru bersama teman bermainnya.

3. Sekolah
Sekolah merupakan suatu jenjang peralihan antara keluarga dan masyarakat. Sekolah memperkenalkan aturan-aturan baru yang diperlukan bagi anggota masyarakat dan aturan-aturan tersebut sering berbeda dan bahkan bertentangan dengan aturan-aturan yang dipelajari selama sosialisasi berlangsung ketika anak di rumah.

4. Media Massa
Media massa sebagai bentuk komunikasi masyarakat secara luas terdiri dari media cetak dan elektronik memberikan pengaruh yang cukup penting bagi masyarakat. Pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi media massa ini berbeda satu sama lain dan kadangkala bertentangan dengan aturan yang diajarkan di rumah. Menurut penelitian Robert Hodge dan David Tripp, televisi tidak memberikan pesan tunggal yang sederhana melainkan menyajikan berbagai pesan yang rancu dan saling bertentangan. Dampak televisi dapat memberikan arah perilaku prososial maupun perilaku antisosial.

Selain itu penggunaan media sosial yang marak dan menjadi kebutuhan primet turut serta membentuk kepribadian individu. Pembentukan kepribadian sangat dipengaruhi oleh informasi yang diterima secara online.

5. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian individu. Dalam lingkungan ini, individu mampu untuk membentuk kepribadiannya sesuai dengan lingkungan tempat dimana ia bekerja. Dalam lingkungan kerja, manusia akan belajar mengenai cara menghormati atasan dan bagaimana menghargai bawahan. Selain itu, di lingkungan kerja juga manusia akan belajar tentang nilai, norma dan cara hidup.

Jenis-Jenis Sosialisasi

Sosialisasi memiliki beragam jenisnya. Pada tahap ini kita akan membahas jenis-jenis sosialisasi menurut jenis:

Menurut Bentuknya:

1. Sosialisasi primer (primary socialization)
Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan dalam masyarakat. Sosialisasi primer merupakan tempat menanamkan nilai-nilai budaya yang dianut keluarga seperti aturan-aturan keluarga, agama, dan kepercayaan yang ditanamkan oleh kedua orangtua.

2. Sosialisasi sekunder (secondary socialization)
Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi berikutnya yang memperkenalkan kepada individu tersebut sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat. Sosialisasi sekunder mengajarkan nilai-nilai baru di luar lingkungan keluarga seperti di lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.

Menurut Tipenya

1. Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi dan melalui sebuah lembaga-lembaga yang berwenang menurut
peraturan yang berlaku dalam pelosok, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.

2. Informal
Sosialisasi tipe ini memiliki di masyarakat atau di pergaulan yang bersifat kekeluargaan,
seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, kemudian kelompok-kelompok sosial
yang memiliki di dalam masyarakat.


Menurut Polanya

1. Sosialisasi Represif 
Sosialisasi ini memiliki definisi sebagai pola sosialisasi yang bersifat menekan anak dalam keluarga. Secara ringkas sosialisasi represif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Menghukum perilaku yang keliru,
  • Hukuman dan imbalân materi
  • Kepatuhan anak kepada orang tua,
  • Perintah sebagai komunikasi.
  • Komunikasi nonverbal.
  • Sosialisasi berpusat pada orang tua,
  • Anak memperhatikan harapan orang tua
  • Dalam keluarga biasanya didomnasi oiang tua

2. Sosialisasi Partisipatif                
Pola ini lebih menekankan pada interaksi anak yang menjadi pusat sosialisasi dan kebutuhannya. Secara ringkas sosialisasi partisipatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Memberikan imbalan bagi perilaku baik.
  • Hukuman dan imbalan simbolis.
  • Otonomi anak.
  • Interaksi sebagai komunikasi.
  • Komunikasi verbal.
  • Sosialisasi berpusat pada anak.
  • Orang tua memperhatikan keinginan anak. dan
  • Dalam keluarga biasanya mempunyai tujuan yang sama.

Peran Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian

Menurut Roucek dan Warren, Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang. Proses sosialisasi yang berlangsung dengan baik maka akan baik pula kepribadian seseorang, begitu juga sebaliknya. Kepribadian seseorang juga dipengaruhi nilai dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Kebudayaan yang umumnya langsung memengaruhi kepribadian individu yaitu:
  1. Kebudayaan daerah
  2. Cara hidup masyarakat sekitar
  3. Kebudayaan kelas sosial tertentu
  4. Agama yang dijalankan
  5. Pekerjaan ataupun keahlian

Faktor-faktor Pembentukan Kepribadian

1. Faktor Biologis
Warisan biologis seseorang bersifat unik. Artinya tidak seorang pun yang mempunyai karakteristik fisik yang sama bahkan anak kembar sekali pun dan hal lain yang mempengaruhi kepribadian seseorang adalah kematangan biologis.

2. Faktor Lingkungan Alam
Adanya perbedaan iklim, topografi dan SDA menyebabkan manusia harus menyesuaikan
diri terhadap alam dan akhirnya mempengaruhi kepribadian orangtersebut.

3. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial seperti keluarga, sekolah,tempat kerja, dan masyarakat luas juga dapat mempengaruhi kepribadian. Hal ini disebabkan setiap kelompok mempunyai nilai dan norma yang disosialisasikan olehanggotanya.

4. Faktor Lingkungan Budaya
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, misal kebudayaan masyarakat Asia tentu memperlihatkan corak kepribadian yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat Eropa.

0 komentar