27/12/17

Membahas Struktur Sosial, Stratifikasi Sosial, dan Diferensiasi Sosial

Struktur Sosial

Struktur sosial adalah suatu tatanan atau sistem sosial yang tercipta di suatu masyarakat tertentu yang melekat dalam kehidupan masyarkat tersebut. Dalam strukrut sosial kita akan melihat hubungan timbal balik (aksi-reaksi) dari status dan peran kita di masyarakat. Jadi struktur sosial itu dapat dikatakan sebagai klasifikasi ke dalam tingkatan masyarakat dari rendah ke tinggi (vertikal) berdasarkan status dan peran yang dimiliki seseorang di masyarakat.

Ciri-ciri Struktur Sosial
  • Struktur sosial mengacu pada hubungan sosial yang pokok, yang dapat memberikan bentuk pada masyarakat
  • Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu
  • Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat
  • Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk suatu tatanan
  • Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian. 
    • Pertama di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris, 
    • Kedua di dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian.

Fungsi Struktur Sosial
Menurut Mayor Polak ada 3 fungsi struktur sosial:
  1. Sebagai pengawas sosial, memungkinkan pencegahan pelanggaran atas norma dan nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat
  2. Sabagai dasar untuk menanamkan disiplin sosial kepada invididu dan kelompok atau masyarakat
  3. Sebagai karakteristik yang khas dimiliki oleh masyarakat

Faktor Pembentuk Struktur Sosial
  • Faktor geografis: Perbedaan mata pencaharian, tradisi, letak geografis, iklim, suhu, dll.
  • Faktor etnis: perbedaan suku bangsa, warna kulit, rambut, dan warna bola mata
  • Kemampuan atau potensi diri
  • Latar belakang sosial: ekonomi, sosial, politik, keturunan.

Dilihat dari sifatnya
  • Struktur sosial kaku, struktur sosial merupakan bentuk struktur sosial yang tidak bias diubah atau sekurang-kurangnya masyarakat mengalami kesulitan besar untuk melakukan perpindahan status/kedudukan
  • Struktur sosial luwes, struktur sosial yang setiap anggotanya  bebas bergerak melakukan perubahan status atau kedudukannya
  • Struktur sosial formal, struktur sosial yang diakui oleh pihak berwenang, contoh lembaga pemerintahan tingkat kabupaten yang terdiri dari bupati, wakil bupati, sekwilda dsb.
  • Struktur sosial informal, struktur sosial yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hukum dan tidak diakui oleh pihak berwenang, contoh tokoh masyarakat yang disegani.

Dilihat dari identitas anggota masyarakatnya
  • Struktur sosial heterogen: struktur sosial yang ditandai oleh keragaman identitas anggota masyarakatnya
  • Struktur sosial homogen: struktur sosial yang ditandai oleh keanggotaannya sama / sejenis

Dilihat dari ketidaksamaan sosial
  • Diferensiasi Sosial (Horizontal)
  • Stratifikasi Sosial   (Vertikal) 

Stratifikasi Sosial (Pelapisan Sosial)

Kata stratifikasi berasal dari bahasa latin yaitu “stratum” yang artinya tingkatan. Secara harfiah stratifikasi sosial berarti tingkatan masyarakat dalam kehidupan sosial. Stratifikasi sosial merupakan pemisihan masyarakat ke dalam kelompok tertentu berdasarkan suatu kriteria atau sifat yang dibutuhkan.

Stratifikasi sosial menempatkan suatu kelompok atau individu memiliki tingkatan yang berbeda beda secara hierarki, artinya suatu kelompok mempunyai kekuasan yang lebih tinggi atau dianggap lebih baik dari kelompok lainnya. Stratifikasi Sosial sering juga disebut dengan Pelapisan sosial.
  • Pitrim A. Sorokin, stratifikasi sosial membedakan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
  • Max Webber, stratifikasi sosial merupakan penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
  • Paul B.Horton dan Chester, stratifikasi sosial merupakan sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.

Faktor Penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial
Faktor-faktor penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat didukung oleh:
  1. Perbedaan ras dan kebudayaan
  2. Adanya spesialisasi dalam bidang pekerjaan.
  3. Adanya kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban.
  4. Ciri Dan Sifat Stratifikasi Sosial (Pelapisan Sosial)

Ciri Stratifikasi Sosial
  • Terdapat perbedaan Status dan Peranan.
  • Terdapat Distribusi Hak dan Kewajiban.
  • Adanya sistem simbol dalam status.
  • Terdapat perbedaan Pola Interaksi antar kelompok.
  • Terdapat perbedaan gaya hidup antar kelompok.
  • Adanya perbedaan kemampuan antar kelompok.

Sifat Stratifikasi sosial
Berdasarkan sifatnya stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi tiga:

1. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi Sosial Terbuka merupakan stratifikasi sosial dimana setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, demikian pula sebaliknya, setiap anggota juga dapat turun ke kelas yang lebih rendah. Contohnya dalam dunia bisnis, setiap pengusaha memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak konsumen dan meraup keuntungan yang lebih.

2. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi Sosial Tertutup merupakan stratifikasi sosial yang setiap anggotanya tidak akan berpindah dari kelompok tertentu karena satu – satunya penentu pengelompokkan dalam sistem stratifikasi sosial tertutup adalah melalui kelahiran. Contohnya adalah pada masyarakat yang masih menggunakan ras sebagai dasar pelapisan sosial.

3. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi dari stratifikasi sosial terbukan dan tertutup. Contohnya adalah orang asli bali memiliki kedudukan yang tinggi di bali (stratifikasi tertutup), tetapi ketika ia pindah ke daerah lain kedudukannya bisa berubah sesuai dengan usaha dan kemampuannya (stratifikasi terbuka).

Unsur Stratifikasi Sosial 

1. Unsur Status
Status adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Berdasarkan cara memperolehnya, status dapat dibagi menjadi :
  • Ascribe Status, kedudukan yang diperoleh melalui kelahiran, seperti sistem feodal yang menyebabkan seseorang bisa terhormat karena lahir sebagai bangsawan atau sistem kasta yang menyebabkan seseorang menjadi pedagang karena status kelahirannya.
  • Achived Status, kedudukan yang diperoleh melalui usaha – usahanya, seperti berusaha menjadi mahasiswa berprestasi atau mengejar promosis jabatan di perusahaan.
  • Assigned Status, kedudukan yang diperoleh melalui pemberian (diberikan), seperti penghargaan dari negara karena jasa-jasanya untuk nusa dan bangsa.

2. Unsur Peran
Peran adalah perilaku sesungguhnya dari seseorang yang memiliki tanggung jawab. Menurut Soerjono Soekanto, peran mengandung tiga hal:
  • Norma dalam masyarakat
  • Konsep tentang tindakan yang dilakukan
  • Perilaku individu

Dasar Munculnya Stratifikasi Sosial

Kekayaan
Kekayaan materi dapat dijadikan tolak ukur penempatan seorang individu dalam lapisan sosial yang ada. Orang yang lebih kaya akan menduduki peringkat yang lebih tinggi. Kekayaan seseorang dapat dinilai dari tempat tinggal, cara berpakaian, materi, kebiasannya dalam berbelanja, kemampuannya dalam bersedekah dan gaya hidupnya.

Kekuasaan dan Wewenang
Kekuasaan dan Wewenang umumnya tidak lepas dari faktor kekayaan di atas. Orang yang lebih kaya cenderung lebih berkuasa, atau sebaliknya, kekuasaan yang tinggi dapat membuat seseorang menjadi lebih kaya. Jadi kekuasaan dan kekayaan seringkali berhubungan satu sama lain.

Kehormatan
Kehormatan biasanya didapatkan karena jasa – jasa seseorang dalam suatu lingkungan masyarakat. Orang yang dihormati akan menempati tingkatan stratifikasi sosial yang lebih tinggi karena pendapatnya sangat berpengaruh dalam suatu kelompok. Kehormatan merupakan aspek yang sangat terasa pada masyarakat tradisional, mereka menjunjung tinggi rasa hormat terhadap seseorang yang telah berjasa dalam lingkungan masyarakat tersebut.

Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu dasar stratifikasi sosial dalam bidang tertentu. Orang dengan ilmu pengetahuan yang lebih luas akan menduduki tingkatan stratifikasi yang lebih tinggi dalam bidang yang berkaitan. Ilmu pengetahuan yang dikuasi berbeda – beda pada setiap bidang.

Ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang cenderung berkaitan dengan profesinya, contohnya seorang dokter akan lebih paham tentang kesehatan dibandingkan seorang insinyur. Untuk menandakan tingkat keilmuan seseorang biasanya diberikan gelar – gelar tertentu, contohnya seorang dokter akan memiliki gelar dr. Setelah menyelesaikan pendidikan kedokterannya.


Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial
Berdasarkan proses terbentukya, Stratifikasi sosial dapat terbagi ke dalam dua kelompok:

1. Stratifikasi Sosial Alami
Sesuai dengan namanya, pelapisan sosial ini terbentuk secara alamiah (dengan sendirinya). Pembentukannya terjadi besamaan dengan dinamika kehidupan masyarakat tanpa disadari. Contohnya adalah kepandaian seorang siswa dalam suatu sekolah, secara tidak sadar siswa tersebut menduduki tingkatan stratifikasi sosial yang tinggi.

2. Stratifikasi Sosial Buatan
Stratifikasi sosial buatan adalah jenis pelapisan sosial yang dibentuk secara sengaja dan penuh kesadaran. Tujuan pembentukannya biasanya untuk mencapai kepentingan tertentu yang berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan tugas. Misalnya pembentukan partai politik, TNI, dan Sistem pemerintahan.

Bentuk Stratifikasi Sosial


A. Stratifikasi Sosial Berdasrkan Kriteria Ekonomi

Stratifikasi sosial menurut keadaan ekonomi akan membentuk lapisan lapisan masyarakat berdasarkan kekuasaan dan pemilikan materi (kekayaan) yang dimiliki. Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi ini bersifat terbuka, jadi perpindahan kelas dapat terjadi secara bebas sesuai dengan usaha dan kemampuan seseorang.

Pembagian Masyarakat Berdasarkan Kriteria Ekonominya

1. Menurut Aristoteles
  1. Golongan Sangat Kaya, kelompok terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari pengusaha besar dan bangsawan.
  2. Golongan Kaya, merupakan golongan yang cukup banyak yang anggotanya adalah pedagang, pengacara, dokter, dll.
  3. Golongan Miskin, merupakan golongan yang jumlah paling banyak secara internasional, hal ini cukup masuk akal karena kemiskinan masih merupakan masalah utama di banyak negara.

2. Menurut Karl Marx
  1. Golongan Kapitalis atau borjuis, kelompok yang menguasai tanah dan alat produksi.
  2. Golongan Menengah, kelompok yang biasanya dapat menggunakan suatu tanah atau alat produksi tetapi bukan merupakan pemiliknya, contohya adalah pegawai pemerintah. Pada dasarnya kelompok menengah ini merupakan pembela golongan kapitalis sehingga mereka sering dimasukkan ke golongan tersebut.
  3. Golongan Protelar, kelompok yang tidak memiliki tanah dan alat produksi.

B. Stratifikasi Sosial Berdasrkan Kriteria Sosial
Stratifikasi sosial disini akan lebih mudah untuk dipahami dengan mengelompokkannya lagi dalam bidang – bidang yang lebih khusus, berikut adalah pengelompokkan tersebut:

1. Berdasarkan Tingkat Pendidikannya
  1. Pendidikan Sangat Tinggi, Contohnya Doktor dan Profesor
  2. Pendidikan Tinggi, Contohnya sarjana dan mahasiswa
  3. Pendidikan Menengah, contohnya adalah tamtan SMA
  4. Pendidikan Rendah, mereka yang mengenyam pendidikan sampai tingkat SD dan SMP
  5. Tidak berpendidikan (Buta Huruf)

2. Berdasarkan Keahlian atau Pekerjaannya
  • Elit, kelompok yang sangat berhasil dalam bidangnya, dikenal secara luas dan sangat dihargai dalam suatu kelompok masyarakat.
  • Profesional, kelompok yang memiliki gelar di dunia pendidikan dan berhasil dalam bidang yang digeluti.
  • Semi Profesional, Seperti pegawai kantor, teknisi berpendidikan menengah, dan mereka yang memiliki kemampuan tetapi tidak berhasil mencapai gelar.
  • Tenaga Terampil, Orang orang yang memiliki kemampuan mekanik yang baik, contohnya adalah penjahit, buruh pabrik dan tukang pangkas rambut.
  • Tenaga Semi Terampil, kelompok dengan pekerjaan pabrik atau perusahaan yang tidak memerlukan keahlian khusus, contohnya pelayan restoran.
  • Tenaga Tidak Terlatih atau tidak terdidik, misalnya pekerja seperti pembantu rumah tangga, penyapu jalan, tukang kebun.

C. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik
Stratifikasi sosial dalam bidang politik berhubungan erat dengan kekuasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat. Ada pihak yang menjadi penguasa dan ada pihak lain yang dikuasi. Bentuk kekuasan pada suatu masyarakat dapat berbeda-beda dengan polanya masing masing.

Bentuk dan sistem kekuasaan biasanya akan seseuai dengan adat istiadat, perilaku dan kebiasaaan yang berlaku dalam lingkuangan tersebut. Menurut Mac Iver terdapat tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan dalam bidang politik yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tipe Kasta
Tipe kasta adalah pemisahan lapisan masyarakat dengan garis pemisah yang tegas dan kaku. Pada stratifikasi sosial tipe kasta biasanya mobilitas sosial yang berlangsung secara vertikal (Naik/turun tingkat) sangat sulit terjadi, hal ini mungkin dikarenakan status seseorang didapatkan sejak dia lahir sesuai dengan status orang tuanya.

2. Tipe Oligarkis
Stratifikasi sosial tipe oligarkis memiliki garis pemisah yang tegas tetapi dasar kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat sehingga mobilitas sosial tidak terlalu sulit terjadi. Kesempatan seorang individu untuk naik atau turun tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan tipe kasta. Perbedaan suatu lapisan dengan lapisan lain di bawah atau di atasnya tidak terlalu mencolok.

3. Tipe Demokratis
Tipe demokratis memiliki garis pemisah yang sangat terbuka sehingga perpindahan (mobilitas) sosial dalam bentuk kenaikan atau penurunan status sangat mudah terjadi. Kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang. Sama dengan arti namanya, dalam tipe demokratis, setiap orang memliki kesempatan yang sama untuk bisa naik/turun tingkat. Faktor yang menjadi penentu adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.

Manfaat dan Kerugian Stratifikasi Sosial

Manfaat (Dampak Positif) Stratifikasi sosial
Adanya stratifikasi sosial akan merangsang seseorang untuk berusaha dan berprestasi dengan sebaik-baiknya karena ia memiliki kemungkinan untuk hidup lebih baik. Kesempatan ini mendorong orang untuk bekerja keras dan mau bersaing dalam melakukan sesuatu.

Kerugian (Dampak Negatif) Stratifikasi sosial
Sistem stratifikasi sosial yang memberikan keuntungan kepada kelompok yang lebih tinggi cenderung akan menimbulkan konflik. Beberapa konflik yang dapat terjadi antara lain adalah:
  1. Konflik Antar Kelas
  2. Konflik Antar Kelompok sosial
  3. Konflik antar Generasi


Diferensiasi Sosial (Pembedaan Sosial)

Diferensiasi Sosial merupakan perwujudan pembagian sosial masyarakat ke dalam golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horisontal, sehingga tidak memunculkan tingkatan-tingkatan secara hierarkis.
Soerjono Soekanto menyatakan diferensiasi sosial merupakan variasi pekerjaan, prestise, serta kekuasaan kelompok di masyarakat, yang dikaitkan dengan interaksi atau akibat umum dari proses interaksi sosial yang lain.
Ciri-Ciri Diferensiasi Sosial
Adapun ciri-ciri diferensiasi sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni:

  1. Ciri Fisik, yaitu penggolongan masyarakat ini terjadi karena adanya perbedaan umum pada fisik seseorang seperti bentuk mata, warna dan bentuk rambut, warna kulit, bentuk hidung dan lain-lain.
  2. Ciri Sosial, yaitu penggolongan masyarakat berdasar ciri sosial biasanya terjadi karena perbedaan status sosial pada masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini status sosial diukur dari: jabatan, profesi, kekuasaan, gengsi, maupun peranannya dalam bermasyarakat.
  3. Ciri Kebudayaan, yaitu penggolongan masyarakat dengan ciri kebudayaan dapat dilihat dari perbedaan kepercayaan/ agama maupun norma yang dianut dalam masyarakat tersebut seperti adat istiadat, kesenian, pakaian yang dikenakan, bahasa yang digunakan, dan lain-lain.

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

Berdasarkan ciri-ciri di atas bentuk-bentuk diferensiasi sosial (perbedaan sosial) dapat dibedakan atas enam macam, yaitu:

1. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin
Secara alamiah dan kodrati, pria dan wanita terlahir dengan berbagai perbedaan fisik, sifat maupun kecenderungan. Laki-laki pada umumnya lebih kuat secara fisik dan menyukai hobi serta profesi yang lebih menantang dibandingkan perempuan yang diciptakan lebih lemah secara fisik. Jika hal seperti itu terjadi semata-mata merupakan kecenderungan alamiah yang ada pada diri pria dan wanita, bukan diskriminasi

2. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Ras
Ras merupakan pengelompokan manusia yang didasarkan atas ciri-ciri fisik atau biologis yang melekat pada diri manusia. Terdapat ciri-ciri fisik yang khas yang dimiliki oleh manusia, seperti postur tubuh, bentuk dan warna rambut, bentuk dan warna mata, warna kulit, bentuk hidung, bentuk bibir, bentuk wajah, dan lain sebagainya.

3. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Profesi
Yaitu diferensiasi yang didasari suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Dalam kehidupan bermasyarakat telah tumbuh dan berkembang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang merupakan sumber penghasilan seperti guru, seniman, dokter, arsitek, militer, olah ragawan, politisi, petani, advokat, pedagang, pengusaha, dan lain sebagainya.

4. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Klan
Klan merupakan suatu satuan sosial yang didasarkan atas hubungan darah atau keturunan (geneologis). Biasanya klan atau kelompok kekerabatan ditarik berdasarkan garis keturunan (unilateral). Dalam klan dikenal istilah patrilinel dan matrilineal. Istilah patrilineal, adalah  kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari pihak bapak sedangkan matrilineal adalah kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari pihak ibu.

Bentuk klan dapat dengan mudah kita temukan di Indonesia, salah satunya klan yang ada pada budaya Batak yang disebut dengan marga, seperti Marga Simanjuntak, Marga Hutabarat, Marga Harahap, Marga Hutagalung, Marga Hutauruk, dan lain sebagainya.

5. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Suku Bangsa
Diferensiasi suku bangsa bersifat horisontal sehingga masing- masing suku bangsa memiliki persamaan derajat, harkat, dan martabat. Ciri-ciri yang pa- ling menonjol yang merupakan identitas suku bangsa adalah bahasa dan kebudayaan. Oleh karena itu, diferensiasi sosial (perbedaan sosial) berdasarkan suku bangsa sering ditunjukkan dengan adanya perbedaan bahasa dan kebudayaan.

6 Diferensiasi Sosial Berdasarkan Agama
Agama merupakan suatu sistem terpadu mengenai kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut umat. Semua ajaran agama mengatur hubungan, baik hubungan antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Contoh Diferensiasi Sosial

Dari pembahasan diatas kita bisa sampaikan contoh diferensiasi sosial dalam masyarakat kita. Adapun contoh tersebut dapat dilihat di bawah ini:
  • Penggolongan karena fisik atau ras seperti, seperti Mongoloid, Negroid, Kaukasoid, dsb.
  • Penggolongan karena perbedaan status sosial, seperti kehidupan bermasyarakat di desa seorang pamong desa akan memiliki status sosial berbeda dengan masyarakat biasa hal ini terjadi karena jabatan atau kekuasaan yang berbeda pula.
  • Penggolongan karena ciri budaya dapat kita lihat pada keanekaragaman suku di Indonesia seperti suku Minangkabau, Jawa, Toraja Banjar, Dayak, dsb.

0 komentar